ASAM BASA
1. Teori Asam Basa
Asam dan basa adalah sifat kimia zat
yang sangat penting untuk diketahui. Sifat asam basa sangat berkaitan dengan
lingkungan kimiawi zat tersebut. Ada tiga teori dasar mengenai asam dan basa.
1.1 Arrhenius
Asam adalah zat yang apabila dilarutkan
dalam air terionisasi menghasilkan H+ dalam larutannya, sebagaimana
contohnya senyawa berikut :
HCl(aq)
H+(aq) + Cl-(aq)
CH3COOH(aq)
H+(aq) + CH3COO-(aq)
Basa adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air
terionisasi menghasilkan OH-
NaOH(aq)
Na+(aq) + OH-(aq)
NH4OH(aq)
NH4+(aq) + OH-(aq)
1.2 Bronsted dan Lowry
Asam adalah ion atau molekul yang
dapat memberikan proton (H+) kepada basa dan disebut donor proton
sedangkan basa adalah ion atau molekul yang dapat menerima proton disebut
akseptor proton. Proton adalah inti atom H (atom H yang “telanjang”) yang tidak
mempunyai electron.
HCl(aq) + NH3(aq)
NH4-(aq) + Cl-(aq)
Asam1(a1)
basa1(b1)
asam2(a2) basa2(b2)
Setiap asam mempunyai basa
konjugasi, demikian juga setiap basa mempunyai asam konjugasi. Dari contoh
reaksi diatas maka b2 disebut basa konjugasi dari HCl sebab bila HCl
melepaskan ion H+ maka tersisa adalah ion Cl- yang
bersifat basa,demikian juga a2 adalah asam konjugasi dari b1
sebab bila NH3 menerima H+ maka terbentuk ion NH4+
yang bersifat asam.
1.3 Lewis
Asam adalah suatu spesies yang dapat
menerima pasangan electron bebas(akseptor pasangan elektron) dalam suatu reaksi
kimia. Basa adalah suatu spesies yang dapat memberikan pasangan electron bebas
(donor pasangan elektron).
AlCl3 + PCl3
Cl3Al + PCl3
AlCl3 adalah asam karena
dapat menerima pasangan electron dari PCl3 dan PCl3
adalah basa karena dapat memberikan pasangan electron bebasnya.
2. Pengertian Asam dan Basa
Asam dan basa merupakan zat kimia yang banyak
digunakan dalam kehidupan sehari – hari.
1. Asam
Istilah asam berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang
berarti cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Secara
umum asam, yaitu zat yang berasa masam.
2. Basa
Basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti
abu. Secara umum basa yaitu zat yang berasa pahit dan bersifat kaustik.
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium
ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk
unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan
istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa
kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada
kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan
basa tersebut.
Beberapa Contoh Basa dan Reaksi Ionisasinya
Rumus Basa
|
Nama Basa
|
Reaksi
Ionisasi
|
Valensi
|
NaOH
|
Natrium
hidroksida
|
NaOH è Na+ +
OH-
|
1
|
Ca(OH)2
|
Kalsium
hidroksida
|
Ca(OH)2
è Ca2+ + 2OH-
|
2
|
Ba(OH)2
|
Barium
hidroksida
|
Ba(OH)2
è Ba2+ + 2OH-
|
2
|
Al(OH)3
|
Aluminium
hidroksida
|
Al(OH)3
è Al3+ + 3OH-
|
3
|
KOH
|
Kalium
hidroksida
|
KOH è K+ +
OH-
|
1
|
Sr(OH)2
|
Stronsium
hidroksida
|
Sr(OH)2
è Sr2+ + 2OH-
|
2
|
Perbedaan
Asam dan Basa
Sifat
Asam :
1. Senyawa
asam bersifat korosif.
2. Sebagian
besar reaksi dengan logam menghasilkan H2.
3. Senyawa
asam memiliki rasa asam.
4. Dapat
mengubah warna zat yang dimiliki oleh zat lain (dapat dijadikan indikator asam
atau
basa.
basa.
5.
Menghasilkan ion H+ dalam air.
Sifat
Basa :
1. Senyawa
basa bersifat merusak kulit (kaustik ).
2. Terasa
licin di tangan, seperti sabun.
3. Senyawa
basa terasa pahit.
4. Dapat
mengubah warna zat lain. (warna yang dihasilkan berbeda dengan asam).
5.
Menghasilkan ion OH – dalam air.
Jenis –
jenis basa
1.
Amonia
2.
Kalsium hidroksida
3.
Kalsium oksida
4.
Magnesium hidroksida
5.
Natrium hidroksida
Netralisasi
Oleh Basa
Ketika dilarutkan dalam air, maka Natrium hidroksida yang merupakan basa
kuat akan terionisasi menjadi ion natrium dan ion hidroksida :
NaOH → Na+ + OH-
HCl + H2O → H3O+ + Cl-
Ketika 2 campuran ini dijadikan satu, maka ion H3O+
dan OH- akan bergabung menjadi satu membentuk air :
H3O+ + OH- → 2H2O
Jika jumlah NaOH dan HCl yang dilarutkan sama persis, maka asam dan basa
akan tepat ternetralisasi, sehingga hanya akan terdapat larutan NaCl atau garam dapur.
3.
Tata Nama Senyawa Basa
Basa adalah zat
yang di dalam air dapat menghasilkan ion OH–. Larutan basa bersifat
kaustik, artinya jika terkena kulit terasa licin seperti bersabun. Pada umumnya
basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH–.
Nama senyawa basa sama dengan nama kationnya yang diikuti kata hidroksida.
Contoh :
Natrium Hidroksida
Kalsium Hidroksida
Al(OH)3
: Aluminium
Hidroksida
Cu(OH)2 : Tembaga(II) Hidroksida
Ba(OH)2 : Barium Hidroksida
Cu(OH)2 : Tembaga(II) Hidroksida
Ba(OH)2 : Barium Hidroksida
4.
Identifikasi Asam Basa
Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan
mencicipi rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara
itu. Senyawa – senyawa asam - basa dapat diidentifikasi secara aman dengan
menggunakan indikator. Indikator merupakan
zat warna yang warnanya berbeda jika berada dalam kondisi asam dan basa.
Indikator yang dapat digunakan adalah kertas lakmus, indikator asam – basa dan
indikator alami.
1. Mengidentifikasi asam – basa dengan kertas lakmus
Senyawa asam – basa dapat diidentifikasi menggunakan kertas lakmus dengan
cara mengamati perubahan warna kertas lakmus ketika bereaksi dengan larutan.
Ada dua macam kertas lakmus yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.
Ketika
dicelupkan dalam larutan asam dan larutan basa, kertas lakmus merah dan lakmus
biru akan menghasilkan perubahan warna yang berbeda. Larutan yang bersifat asam
adalah air jeruk dan larutan cuka, sedangkan larutan yang bersifat basa adalah
air sabun dan larutan soda kue.
Kertas
lakmus merah yang dicelupkan dalam larutan asam tidak akan berubah warna, jika
kertas tersebut dicelupkan pada larutan basa akan berubah warna menjadi biru.
Sebaliknya, jika kertas lakmus biru yang dicelupkan kelarutan asam, lakmus akan
berubah menjadi merah. Adapaun jika dicelupkan
kelarutan basa, warnanya tetap biru.
2.
Mengidentifikasi asam – basa dengan indikator asam – basa
Selain kertas lakmus, kita juga dapat menggunakan indikator asam – basa
untuk membedakan asam dan basa. Indikator asam – basa adalah zat kimia yang
mempunyai warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa. Sifat itulah yang
menyebabkan indikator asam – basa dapat digunakan untuk mengidentifikasi sifat
asam dan basa. Ada beberapa jenis indikator asam – basa diantaranya
fenolftalein, metil orange, bromotimul biru, metil ungu, bromokresol ungu,
fenol merah, timolftalein dan metil orange. Jika kita meneteskan larutan asam –
basa kedalam larutan tersebut, kita akan melihat perubahan warna larutan
indikator. Perhatikan tabel berikut:
Indikator
asam - basa
|
Warna yang
dihasilkan
|
|||
Larutan
asam
|
Larutan
basa
|
|||
fenolftalein
|
Bening
|
Merah muda
|
||
Metil oranye
|
Merah
|
Kuning
|
||
Bromotimol biru
|
Kuning
|
Biru
|
||
Metil ungu
|
Ungu
|
Hijau
|
||
Bromokresol ungu
|
Kuning
|
Ungu
|
||
Fenol merah
|
Kuning
|
Merah
|
||
Timolftalien
|
Bening
|
Biru
|
||
Metil oranye
|
Merah
|
Kuning
|
||
Trayek Perubahan Warna Indikator Asam Basa
Batas – batas pH ketika indikator mengalami perubahan warna disebut trayek
perubahan warna indikator tersebut.
Indikator
|
Perubahan
Warna dengan Meningkatnya pH
|
Rentang pH
|
Asam Pikrat
|
Tidak berwarna - kuning
|
0,1 – 0,8
|
Tanol Biru
|
Kuning
|
0,2 – 2,8
|
2,6 – Dinitro Feno
|
Tidak berwarna – Kuning Merah
|
2,0 – 4,0
|
Metil Kuning
|
Kuning
|
2,9 – 4,0
|
Brompenol Biru
|
Kuning - Biru
|
3,0 – 4,6
|
Metil Orange
|
Merah - Kuning
|
3,7 – 4,4
|
Bromkesol Hijau
|
Kuning - Biru
|
3,8 – 5,4
|
Nietyl Merah
|
Merah - Kuning
|
4,2 – 6,8
|
Litmus
|
Merah - Biru
|
5,0 – 8,0
|
Metil Ungu
|
Ungu - Hijau
|
4,8 – 5,4
|
P. Nitropenol
|
Tidak berwarna - Kuning
|
5,6 – 7,6
|
Bromkesol Ungu
|
Kuning - Ungu
|
5,2 – 6,8
|
Bromtimol Biru
|
Kuning - Biru
|
6,0 – 7,6
|
Netral Merah
|
Merah - Kuning
|
6,8 – 8,0
|
Kenol Merah
|
Kuning - Biru
|
6,8 – 8,4
|
p-a-Noftalfttalein
|
Kuning - Biru
|
7,0 – 9,0
|
Tinolftalein
|
Tidak berwarna – Biru kuning
|
9,3 – 10,6
|
Alizarin Kuning R
|
Violet
|
10,1 – 12,0
|
Fenolfttalein
|
Tidak berwarna -Merah
|
8,0 – 9,6
|
3. Mengidentifikasi Asam–Basa dengan indikator alami
Selain indikator buatan, kamu juga dapat
mengidentifikasi senyawa asam dan basa menggunakan indikator alami. Indikator
tersebut dapat dibuat dari bumbu dapur, bunga dan buah – buahan.
Tujuan
:
Mengidentifikasi asam, basa, garam dengan menggunakan indikator alami
(kunyit
atau mahkota bunga sepatu).
Alat dan Bahan :
1. Plat tetes atau tabung reaksi
2. Kunyit / mahkota bunga sepatu.
3. Pipet tetes
4. Pinset
5. Cuka dapur
6. Air jeruk
7. Air dapur
8. Air sabun
9. Larutan sitrat
10. Larutan
pewangi cucian
11. Larutan garam dapur
12. Air mineral
Langkah
kerja :
1. Parutlah kunyit dan tambahkan
sedikit air mineral, kemudian saringlah.
2. Berikanlah label A sampai H pada
masing-masing lubang di plat tetes/tabung reaksi.
3. Tuangkan sedikit ekstrak kunyit pada
masing-masing lubang plat tetes/tabung reaksi.
4. Amatilah warna larutan kunyit
tersebut.
5. Teteskan 3 – 5 tetes cuka dapur,
kemudian amati perubahan warna yang terjadi !
6. Lakukanlah kembali langkah 4 tetapi
gantilah cuka dapur dengan bahan lain yang tersedia
secara berurutan.
No.
|
Nama Zat
|
Perubahan warna kunyit
|
Keterangan (asam, Basa, dan garam)
|
|
Sebelum ditetesi
|
Sesudah ditetesi
|
|||
1.
|
Cuka dapur
|
Merah
|
Merah
|
Asam
|
2.
|
Air jeruk
|
Merah
|
Merah
|
Asam
|
3.
|
Air kapur
|
Merah
|
Biru
|
Basa
|
4.
|
Air sabun
|
Merah
|
Biru
|
Basa
|
5.
|
Air Sitrun
|
Merah
|
Merah
|
Asam
|
6.
|
Larutan garam dapur
|
Merah
|
Biru
|
Basa
|
7.
|
Larutan pewangi cucian
|
Merah
|
Biru
|
Basa
|
8.
|
Air mineral
|
Merah
|
Putih
|
Garam(netral)
|
Golongkan
masing-masing larutan di atas ke dalam asam, basa, garam berdasarkan perubahan
warna pada kunyit pada tabel di atas. Penggolongan dari asam terdapat pada
zat cuka dapur, air jeruk, dan air sitrun.
Penggolongan dari basa terdapat pada
zat air kapur, air sabun, larutan garam dapur, dan larutan pewangi cucian.
Penggolongan dari Netral atau garam terdapat pada zat air mineral.
Kesimpulan.
1. Larutan kunyit + larutan no 1, 3, 5
memiliki Warna merah yang berarti Asam.
2. Larutan kunyit + larutan no. 3, 4, 6, 7
memiliki Warna biru yang berarti
Basa.
3. Larutan kunyit + larutan no. 8
memiliki Warna putih yang berarti Netral.
5. konsep pH, pOH, dan pKw
a.
pH
p = potenz artinya pangkat dari H+.
pH adalah cara lain menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan air
Untuk air murni pada temperatur 25 °C :
[H+] = [OH-] = 10-7 mol/L
Sehingga pH air murni = – log 10-7 = 7.
Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral
Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam
Jika pH > 7, maka larutan bersifat basa
Pada temperatur kamar : pKw = pH + pOH = 14
Telah disebutkan bahwa pembawa sifat asam adalah ion H+. Jadi, derajat atau tingkat keasaman larutan bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Makin besar konsentrasi ion H, makin asam larutan. SØrensen (1868 - 1939). seorang ahli kimia dan Denmark, mengusulkan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+. pH sama dengan negatif loganitma kosentrasi ion H+. Secara matematik diungkapkan dengan persamaan:
pH = -log [H+]
|
Dan definisi
tersebut, dapat disimpulkan beberapa rumus berikut.
· Jika [H+]
= 1 x 10-n, maka pH =
· Jika [H+]
= x x10-n, maka pH = n – log x
· Sebaliknya,
jika pH = n, maka [H+] = 10-n
Contoh soal:
Ø Berapakah ph larutan jika konsentrasi ion H+ sebesar:
a.
2 x 10-4 b.
8 x 10-5
Jawab:
a.
[H+] = 2 x 10-4 => pH
= -log 2 x 10-4
= 4 – log 2
= 3,7
b.
[H+] = 8 x 10-5 => pH = -log 8 x 10-5
= 5 – log 8 = 5 –
log 23
= 5 – 3 log 2
= 4,1
Ø Berapakah konsentrasi ion H+ dalam larutan yang pH-nya:
a.
3
b.
3,4 (diketahui log 4 = 0,6)
c.
2 – log 3
Jawab:
a.
[H+] = 10-pH
ð pH = 3
ð [H+]
= 10-3
b.
PH = 3,4
ð -log [H+] = -3,4 = 0,6 – 4 = log 4 + log 10-4
= log 4 x 10-4
[H+]= 4 X 10-4
c.
PH = 2 – log 3
ð PH = -log [H+]
2 – log 3 =
- log [H+]
3 x 1O-2 = [H+]
[H+] = 3 x 10-2
b.
hubungan tingkat keasaman
dengan pH
Makin
besar konsentrasi ion H+ makin kecil nilai ph. Larutan dengan pH = 1
adalah 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2
Contoh:
Jika konsentrasi ion H+ = 0,1 M
Maka nilai pH = -log 0,1 = 1
Jika konsentrasi ion H+ = 0,01 M
(10 kali lebih kecil),
Maka nilai pH = -log 0,01 = 2 (naik 1 satuan)
C. pOH
Konsentrasi
ion OH– dapat dinyatakan dengan pOH
POH = - log [OH-]
|
Contoh:
Jika [OH-] = 0,01 M
maka nilai
pOH = - log 0,01 = 2
Sebaliknya, jika
pOH = 2, maka [OH-] = 10-2 M
ð Berapakah
harga pOH jika diketahui konsentrasi OH- adalah
a.
0,005 M
b.
2 x 10-2
Jawab:
a.
[OH-] = 0, 005 M = 5 x 10-3
POH =
-log [OH-]
= -log 5 x 10-3
= 3 – log 5 = 3 – 0,69
= 2,31
b.
[OH-] = 2 x
10-2
POH = -
log [OH-]
= - log 2 x 10-2
= 2 – log 2 = 2 – 0,3
= 1,7
d,.
tetapan kesetimbangan air (Kw)
Pengujian
dengan alat yang lebih teliti menunjukkan air dapat menghantar arus
listrik,meskipun sangat buruk.Salah satu penjelasan mengapa air dapat
menghantar listrik adalah karena sebagian kecil dari air terionisasi menjadi
ion H+ dan ion OH-+ menurut reaksi kesetimbangan sbb:
H2O(l)
D H + (aq) + OH- (aq)
Tetapan
kesetimbangan untuk kesetimbangan ionisasi air adalah
Kc = [ H+] [ OH-]
[H2O]
|
Oleh karena
[H2O] dapat dianggap konstan,maka hasil perkalian Kc dengan [H2O]
merupakan suatu konstanta yang disebut tetapan kesetimbangan air (Kw).
Kw = [H2O].
[OH-]
|
Konstanta kesetimbangan air (Kw) merupakan hasil kali antara
konsentrasi molar ion H+ dengan ion OH- pada
suhu tertentu. Dalam air murni pada suhu 25oC, konsentrasi ion H+ sama
dengan ion OH-. Penambahan suatu asam akan
menyebabkan [H+] dalam larutan bertambah, tetapi tidak akan mengubah
hasil kali [H+] dan [OH-]. Hal ini disebabkan
karena kesetimbangan akan bergeser ke kiri yang menyebabkan pengurangan [OH-],
begitu pula sebaliknya. Sehingga :
Dalam air murni (larutan netral) : [H+] = [OH-]
Dalam larutan asam
: [H+]
> [OH-]
Dalam larutan basa
: [H+]
< [OH-]
Berikut ini merupakan harga tetapan kesetimbangan air pada suhu tertentu:
- Hubungan H+ dan OH-
Dalam air
murni, sesuai dengan persamaan
H2O(l)
D H + (aq) + OH- (aq)
[H+]
= [OH-] = √Kw
|
Pada suhu
kamar ( sekitar 25 ˚C ), Kw = 1 X 10 -14, maka [H+] = [OH-]
= √1x 10-14 = 1 x 10-7 mol L-1
Apabila ke
dalam air ditambahkan suatu asam, maka [H+] akan bertambah tetapi
hasil perkalian [OH-] x [OH-] tidak akan berubah,tetap
sama dengan Kw. Hal ini dapat terjadi karena kesetimbangan bergeser ke kiri
yang menyebabkan pengurangan [OH-].
Kesetimbangan juga akan bergeser jika ke dalam air ditambahkan suatu basa. Dari
pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa :
Dalam
larutan
berair
: [H+] x [OH-] = Kw
Dalam air
murni (larutan netral): [H+] = [OH-]
Dalam
larutan
asam
: [H+] > [OH-]
Dalam
larutan
basa
: [H+] < [OH-]
Contoh:
ð Berapakah
konsentrasi ion OH- dalam larutan jika konsentrasi ion H+
= 2 x 10-3? Kw = 1 x 10-14
Jawab:
Dalam larutan berair berlaku : [H+]
[OH-] = 1 x 10-14
Jika [H+]
= 2 x 10-3, maka (2 x 10-3 ) [OH-] = 1 x 10-14
[OH-]= 1 x 10-14
2 x 10-3
= 5 x 10-12
ð Berapakah
konsentrasi ion OH- dalam
larutan yang mengandung ion H+ 0,05 M?
Jawab:
[OH-]
= Kw
[H+]
[OH-]
= 1 x 10-14 =
0,2 x 10-12 = 2 x
10-13
5 x 10-2
ð Berapakah
konsentrasi ion H+ dalam larutan jika konsentrasi ion OH- = 0,025 M?
Jawab:
[H+]
= Kw
[OH-]
[H+]
= 1 x 10-14
25 x 10-3
=
0,04 x 10-11 = 4 x 10-13
f.
Hubungan pH
dengan pOH
Hubungan pH
dengan pOH dapat diturunkan dari persamaan tetapan kesetimbangan air (Kw)
Kw = [H+]
x [OH-]
Jika kedua
ruas persamaan ini diambil harga negative logaritmanya diperoleh :
-
log Kw
= - log ([H+] x [OH-])
-
log Kw
= ( -log ([H+] ) + ( -log [OH-])
dengan , p =
- log, maka
pKw = pH + pOH
|
**Pada
temperatur kamar : pKw = pH + pOH = 14
Atas dasar
pengertian ini, maka :
1. Netral
: [H+] = 1,0 x 10-7 M atau PH = 7 dan [OH-] = 1,0 x 10-7 M atau PH = 7
2. Asam
: [H+] > 1,0 x 10-7 M atau PH < 7 dan [OH-] < 1,0 x 10-7 M atau POH
> 7
3. Basa
: [H+] < 1,0 x 10-7 M atau PH > 7 dan [OH-] > 1,0 x 10-7 atau POH <
7
Dari
definisi tersebut, dapat disimpulkan beberapa rumus sebagai berikut :
Jika [H+] =
1 x 10-n, maka pH = n
Jika [H+] = x x 10-n, maka
pH = n – log x
Sebaliknya,
jika pH = n, maka [H+] = 10-n
Contoh:
ü Suatu
larutan mempunyai pH = 5,5. Berapakah pOH
larutan itu?
Jawab:
ð pH + pOH =
14
5,5 + pOH = 14
pOH = 14 – 5,5
pOH = 8,5
ü Berapakah
[OH-] dalam larutan yang mempunyai pH = 12?
Jawab:
ð pH + pOH =
14
12 + pOH = 14
pOH = 14 – 12
pOH = 2
ð [OH-]
= 10-pOH
[OH-]
= 10-2 M
ü Berapakah pH
larutan jika [OH-] = 2 x 10-5?
Jawab:
ð pOH = -log
[OH-]
= -log 2 x 10-5
= 5 – log 2
= 4,7
ð pH + pOH =
14
pH +
4,7 = 14
pH
= 14 – 4,7
pH
= 9,3
6. Kekuatan Asam Basa
Larutan elektrolit dapat menghantarkan
listrik karena terionisasi dalam air. Berdasarkan atas kemampuannya mengion,
larutan elektrolit dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
Elektrolit kuat terionisasi sempurna dalam air (α=1), sedangkan elektrolit
lemah hanya terionisasi sebagian dalam air (0<α<1). Lantas, bagaimana hal
ini dikaitkan dengan kekuatan asam dan basa? Larutan asam dan basa juga
merupakan larutan elektrolit. Sama halnya dengan elektrolit kuat, asam kuat
akan terionisasi sempurna dalam air, sedangkan asam lemah hanya terionisasi
sebagian dalam air. Sebagai contoh, HCl merupakan asam kuat karena terionisasi
sempurna dalam air dengan melepas ion-ion H+ dan Cl- :
HCl(aq) à H+(aq) + Cl-(aq)
Sedangkan HF merupakan asam lemah karena
dalam air hanya terionisasi sebagian menjadi ion-ion H+ dan F-
:
Larutan HCl yang merupakan asam kuat akan
terionisasi sempurna dalam air, hampir semua molekul HCl yang terdapat dalam
larutan terionisasi menjadi H+ dan Cl-,
sehingga dapat dikatakan memiliki tetapan ionisasi (α) mendekati 1. Sedangkan
larutan HF yang merupakan asam lemah hanya terionisasi sebagian dalam air.
Hanya sedikit molekul HF dalam larutan yang terionisasi menjadi H+ dan
F-.
Semakin
besar nilai Ka semakin kuat asam
|
Asam lemah HF memiliki tetapan kesetimbangan:
Karena,
Jika jumlah zat mula-mula dimisalkan M
molar, maka jumlah zat yang mengion adalah Mα,
sehingga:
Dengan menganggap (1-α) = 1, maka persamaan diatas
menjadi:
Semakin
encer larutan semakin besar nilai derajat ionisasi (α)
|
Berikut contoh senyawa asam kuat dan asam lemah lainnya:
Sama halnya dengan asam, basa kuat
terionisasi sempurna dalam air dan basa lemah terionisasi hanya sebagian dalam air.
Sebagai contoh, NaOH merupakan basa kuat karena terionisasi sempurna dalam air
menjadi ion Na+ dan OH- :
NaOH(aq) à Na+(aq)
+ OH-(aq)
Sedangkan NH4OH merupakan
basa lemah karena hanya sebagian terurai dalam air menjadi ion NH4+
dan OH- :
Sama halnya dengan asam kuat, maka basa
kuat seperti NaOH juga memiliki tetapan ionisasi (α) mendekati 1.
Sedangkan untuk basa lemah seperti NH4OH yang memiliki tetapan
kesetimbangan:
Maka hubungan antara tetapan basa (Kb) dengan α dapat dituliskan
menjadi:
Berikut
contoh senyawa basa kuat dan basa lemah lainnya, yaitu:
7. Menghitung pH larutan asam
1.
Asam kuat
Asam kuat
mengion sempurna, pH larutan dapat ditentukan jika konsentrasi asam diketahui.
[H+]
= M x valensi asam
Contoh soal
:
Berapakah pH
dari HCl 0,01 M
Jawab :
HCl(aq) " H+ (aq)
+ Cl- (aq)
[H+]
= [HCl] = 0,01 M
Jadi, pH = -
log 0,01 = 2
2.
Asam lemah
Asam lemah
tidak mengion sempurna, oleh karenanya konsentrasi ion H+ dalam
larutan tidak dapat dikaitkan secara stoikiometris dengan konsentrasi
asam.Konsentrasi ion H+ hanya dapat ditentukan jika derajat
ionisasi ( α ) atau tetapan ionisasi ( Ka) asam juga diketahui.
a.
Jika tetapan ionisasi asam ( Ka) diketahui
[H+]
= √Ka M
b.
Jika derajat ionisasi asam ( α ) diketahui
[H+]=
M α
Contoh Soal
:
Hitunglah pH
larutan berikut:
1.
HCOOH 0,1 M ; α = 0,01
Jawab:
=> [H+]= M . α = 0,1 x
0,01 = 1 x 10-3
=> pH = - log 1 x 10-3 = 3
2.
CH3COOH
0,05 M; Ka = 1,8 x 10-5
Jawab:
=> [H+] = √ 1,8 x 10-5
x 0,05
= √ 9 x 10-7 = 3 x 10-3,5
=>pH = - log 3 x 10 -3,5
= 3,5 – log 3 = 3,
02
3.
Asam HX 0,1 M mempunyai PH = 3. Tentukanlah nilai
tetapan ionisasi (Ka) asam itu.
Jawab:
=>[OH-]2
= Ka x M
=>[OH-] = 10-PH
[OH-] = 10-3
=>[OH-]2
= Ka x M
(10-3)2= Ka x 10-1
10-6 = Ka x
10-1
Ka
= 10-6
10-1
Ka
= 10-5
8.
Menghitung pH larutan basa
1.
Basa kuat
Seperti
halnya asam kuat, pH larutan basa kuat dapat ditentukan hanya dengan mengetahui
konsentrasi basa
[OH-]
= M x valensi basa
2.
Basa lemah
Konsentrasi
ion OH- hanya dapat ditentukan jika konsentrasi dan
derajat ionisasi ( α ) atau tetapan ionisasi ( Kb) basa juga diketahui.
a.
Jika tetapan ionisasi asam ( Ka) diketahui
[OH-] = √Kb M
b.
Jika derajat ionisasi asam ( α ) diketahui
[OH- ]= M α
Contoh soal
:
Hitunglah pH
larutan berikut :
a.
Larutan NH3
0,1 M jika derajat ionisasinya 0,01
b.
Larutan 4,48
liter (STP) gas NH3 dalam 2 liter air dan Kb NH3 = 1 x 10-5
Jawab :
a.
Larutan NH3
0,1 M dengan α = 0,01
[OH- ]= M . α = 0,1 x 0,01 =
0,001
pOH = - log [OH- ]
= - log 0,001 = 3
pH = 14 – 3 = 11
b.
Mol NH3
= 4,48
liter
22,4 liter mol-1
= 0,2 mol
ð M =
0,2 mol = 0,1
2 liter
ð [OH-]
= √Kb M
[OH-]
= √1 x 10-5 x 0,1
= 1 x 10-3
ð pOH = - log
1 x 10-3 = 3
ð pH = 14 – 3
= 11
9. Reaksi Penetralan
Garam adalah
senyawa yang dihasilkan dari reaksi netralisasi antara larutan asam dan
larutan basa. Larutan garam yang terbentuk memiliki sifat yang bervariasi,
tergantung pada sifat asam dan sifat basa penyusun garam. Secara umum :
Asam + Basa
→ Garam + Air
Berikut ini
adalah beberapa contoh reaksi pembentukan garam (dikenal pula dengan
istilah reaksi penggaraman atau reaksi netralisasi) :
HCl(aq)
+ NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
H2SO4(aq)
+ 2 NH4OH(aq) → (NH4)2SO4(aq)
+ 2 H2O(l)
2 HCN(aq)
+ Ba(OH)2(aq) → Ba(CN)2(aq) + 2 H2O(l)
H2CO3(aq)
+ Mg(OH)2(aq) → MgCO3(s) + 2 H2O(l)
Reaksi
kebalikan dari reaksi penggaraman dikenal dengan istilah reaksi hidrolisis.
Reaksi hidrolisis adalah reaksi salah satu ion atau kedua ion larutan
garam dengan air. Reaksi salah satu atau kedua ion larutan garam dengan air
menyebabkan perubahan konsentrasi ion H+ maupun ion OH-
dalam larutan. Akibatnya, larutan garam dapat bersifat asam, basa, maupun
netral.
Sebagaimana
yang telah kita pelajari sebelumnya, kita mengenal dua jenis asam, yaitu asam
kuat dan asam lemah. Demikian halnya dengan basa, kita mengenal istilah basa
kuat dan basa lemah (lihat : Kimia Asam Basa). Dengan
demikian, terdapat empat variasi reaksi antara asam dan basa membentuk garam,
yaitu :
1. Reaksi
antara asam kuat dengan basa kuat
Contoh
: HBr(aq) + KOH(aq) → KBr(aq)
+ H2O(l)
Garam yang
terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air
KBr(aq)
→ K+(aq) + Br-(aq)
Baik kation
maupun anion, hanya terhidrasi oleh air, tidak mengalami reaksi dengan air. Dengan
demikian, garam tersebut tidak terhidrolisis dalam air. Akibatnya,
konsentrasi ion H+ tidak berubah terhadap konsentrasi ion OH-.
Larutan garam bersifat netral. Larutan garam tersebut memiliki pH = 7.
2. Reaksi
antara asam kuat dengan basa lemah
Contoh
: HNO3(aq) + NH4OH(aq)
→ NH4NO3(aq) + H2O(l)
Garam yang
terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air
NH4NO3(aq)
→ NH4+(aq) + NO3-(aq)
Anion tidak
mengalami hidrolisis dengan air, sebab anion berasal dari spesi asam kuat.
Namun sebaliknya, kation yang berasal dari spesi basa lemah mengalami
hidrolisis. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
NH4+(aq)
+ H2O(l) <——> NH4OH(aq)
+ H+(aq)
Hidrolisis
kation yang berasal dari basa lemah menghasilkan ion H+. Akibatnya,
konsentrasi ion H+ menjadi lebih tinggi dibandingkan konsentrasi ion
OH-. Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis
sebagian (parsial). Larutan garam tersebut bersifat asam dan
memiliki pH < 7.
3. Reaksi
antara asam lemah dengan basa kuat
Contoh
: HCN(aq) + NaOH(aq) → NaCN(aq)
+ H2O(l)
Garam yang
terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air
NaCN(aq)
→ Na+(aq) + CN-(aq)
Kation tidak
mengalami hidrolisis dengan air, sebab kation berasal dari spesi basa kuat.
Namun sebaliknya, anion yang berasal dari spesi asam lemah mengalami
hidrolisis. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
CN-(aq)
+ H2O(l) <——> HCN(aq) +
OH-(aq)
Hidrolisis
anion yang berasal dari asam lemah menghasilkan ion OH-. Akibatnya,
konsentrasi ion OH- menjadi lebih tinggi dibandingkan konsentrasi
ion H+. Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis
sebagian (parsial). Larutan garam tersebut bersifat basa dan
memiliki pH > 7.
4. Reaksi
antara asam lemah dengan basa lemah
Contoh
: HF(aq) + NH4OH(aq) → NH4F(aq)
+ H2O(l)
Garam yang
terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air
NH4F(aq)
→ NH4+(aq) + F-(aq)
Baik kation
maupun anion, sama-sama mengalami hidrolisis, sebab keduanya berasal dari spesi
lemah. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
NH4+(aq)
+ H2O(l) <——> NH4OH(aq)
+ H+(aq)
F-(aq)
+ H2O(l) <——> HF(aq) +
OH-(aq)
Ternyata,
hidrolisis kedua ion tersebut menghasilkan ion H+ maupun ion OH-.
Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis total
(sempurna). Sifat larutan yang dihasilkan bergantung pada perbandingan
kekuatan asam lemah (Ka) terhadap kekuatan basa lemah (Kb).
Ada tiga
kemungkinan perbandingan nilai Ka terhadap Kb :
a. Ka
> Kb : sifat asam lebih mendominasi; larutan garam bersifat asam; pH
larutan garam kurang dari 7
b. Ka =
Kb : sifat asam maupun basa sama-sama mendominasi; larutan garam bersifat netral;
pH larutan garam sama dengan 7
c. Ka
< Kb : sifat basa lebih mendominasi; larutan garam bersifat basa; pH
larutan garam lebih dari 7
Persamaan
yang dapat digunakan untuk menghitung pH larutan masing-masing larutan garam
adalah sebagai berikut :
1. Larutan
garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat
pH = 7
2. Larutan
garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah
[H+]
= {(Kw/Kb)([ion yang terhidrolisis])}1/2
3. Larutan
garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat
[OH-]
= {(Kw /Ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2
4. Larutan
garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah
[H+]
= {Kw (Ka / Kb)}1/2
Berikut ini
adalah beberapa contoh beserta penyelesaian soal-soal yang berkaitan dengan hidrolisis
garam yang baru saja kita pelajarai bersama :
1. Berapakah
pH larutan dari 100 mL larutan natrium sianida 0,01 M? (Ka HCN = 10-10)
Penyelesaian
:
Larutan
natrium sianida terbentuk dari campuran basa kuat (NaOH) dengan asam lemah
(HCN). Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan
bersifat basa.
NaCN(aq)
→ Na+(aq) + CN-(aq)
Ion yang
terhidrolisis adalah ion CN-. Konsentrasi ion CN- adalah
0,01 M. Dengan demikian, pH larutan garam dapat diperoleh melalui
persamaan berikut :
[OH-]
= {(Kw /Ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2
[OH-]
= {(10-14 / 10-10)(0,01)}1/2
[OH-]
= 10-3 M
Dengan
demikian, pOH larutan adalah 3. Jadi, pH larutan garam tersebut adalah 11.
2. Berapakah
pH larutan dari 200 mL larutan barium asetat 0,1 M? (Ka CH3COOH
= 2.10-5)
Penyelesaian
:
Larutan
barium asetat terbentuk dari campuran basa kuat (Ba(OH)2) dengan
asam lemah (CH3COOH). Dengan demikian, larutan garam tersebut
mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.
Ba(CH3COO)2(aq)
→ Ba+2(aq) + 2 CH3COO-(aq)
Ion yang
terhidrolisis adalah ion CH3COO-. Konsentrasi ion CH3COO-
adalah 0,2 M. Dengan demikian, pH larutan garam dapat diperoleh melalui
persamaan berikut :
[OH-]
= {(Kw /Ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2
[OH-]
= {(10-14 / 2.10-5)(0,2)}1/2
[OH-]
= 10-5 M
Dengan
demikian, pOH larutan adalah 5. Jadi, pH larutan garam tersebut adalah 9.
3. Hitunglah
pH larutan NH4Cl 0,42 M! (Kb NH4OH = 1,8.10-5)
Penyelesaian
:
Larutan
amonium klorida terbentuk dari campuran basa lemah (NH4OH) dengan
asam kuat (HCl). Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis
parsial dan bersifat asam.
NH4Cl(aq)
→ NH4+(aq) + Cl-(aq)
Ion yang
terhidrolisis adalah ion NH4+. Konsentrasi ion NH4+
adalah 0,42 M. Dengan demikian, pH larutan garam dapat diperoleh melalui
persamaan berikut :
[H+]
= {(Kw /Kb)([ion yang terhidrolisis])}1/2
[H+]
= {(10-14 / 1,8.10-5)(0,42)}1/2
[H+]
= 1,53.10-5 M
Dengan
demikian, pH larutan garam tersebut adalah 4,82.
4. Hitunglah
pH larutan NH4CN 2,00 M! (Ka HCN = 4,9.10-10
dan Kb NH4OH = 1,8.10-5)
Penyelesaian
:
Larutan
amonium sianida terbentuk dari campuran basa lemah (NH4OH) dengan
asam lemah (HCN). Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis
total.
NH4Cl(aq)
→ NH4+(aq) + Cl-(aq)
Ion yang
terhidrolisis adalah ion NH4+ dan ion Cl-.
Dengan demikian, pH larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :
[H+]
= {Kw (Ka/Kb)}1/2
[H+]
= {10-14 (4,9.10-10 / 1,8.10-5)}1/2
[H+]
= 5,22.10-10 M
Dengan
demikian, pH larutan garam tersebut adalah 9,28.
5. Berapakah
massa garam NaCl yang harus dilarutkan untuk membentuk 250 mL larutan dengan pH
sebesar 10? (Ka HCl = 10-10 dan Mr NaCl = 49)
Penyelesaian
:
Larutan
natrium sianida terbentuk dari campuran basa kuat (NaOH) dengan asam lemah
(HCN). Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan
bersifat basa.
NaCN(aq)
→ Na+(aq) + CN-(aq)
pH = 10,
berarti pOH = 4
Dengan
demikian, [OH-] = 10-4 M
Perhitungan
pH larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :
[OH-]
= {(Kw/Ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2
10-4
= {(10-14 / 10-10)[ion yang terhidrolisis]}1/2
[ion yang
terhidrolisis] = 10-4 M
Konsentrasi
garam NaCN yang diperlukan sebesar 10-4 M. Volume larutan sebanyak
250 mL = 0,25 L. Dengan demikian, mol garam NaCN yang dibutuhkan adalah :
Mol = Volume
x Molar
Mol = 0,25 x
10-4 = 2,5 x 10-5 mol
Jadi, massa garam NaCN yang
dibutuhkan sebanyak 2,5 x 10-5 x 49 = 1,225 x 10-3 gram =
1,225 mg.
2
perubahan ph pada pencampuran asam dengan basa
Campuran
ekuivalen asam dengan basa belum tentu bersifat netral, kecuali campuran asam
kuat dengan basa kuat
Contoh:
sebanyak 50
mL larutan HCl 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M. hitunglah pH larutan
pada saat sebelum penambahan larutan NaOH
jawab:
Dik = M. HCl
= 0,1 M
V = 50 mL
Dit : pH HCl sebelum ditetesi NaOH 0,1
Jawab :
Reaksi :
HCl -----> H^+ + Cl^-
[H^+] = x [ HCl] = 1 x 0,1 = 0,1 -------> x = jumlah ion H^+
Jadi [H^+] = 0,1 M
pH = -log [H^+]
= -log 0,1
= - log 10^-1
= - (-1.log 10)
= - (-1. (1))
= - (-1)
= 1
V = 50 mL
Dit : pH HCl sebelum ditetesi NaOH 0,1
Jawab :
Reaksi :
HCl -----> H^+ + Cl^-
[H^+] = x [ HCl] = 1 x 0,1 = 0,1 -------> x = jumlah ion H^+
Jadi [H^+] = 0,1 M
pH = -log [H^+]
= -log 0,1
= - log 10^-1
= - (-1.log 10)
= - (-1. (1))
= - (-1)
= 1
Asam Basa Brønsted-Lowry
Johannes
Bronsted dan Thomas Lowry pada tahun 1923, menggunakan asumsi sederhana yaitu:
Asam memberikan ion H+ pada ion atau molekul lainnya, yang bertindak
sebagai basa. Contoh, disosiasi air, melibatkan pemindahan ion H+ dari
molekul air yang satu dengan molekul air yang lainnya untuk membentuk ion H3O+
dan OH-
2H2O(l)
→ H3O+(aq) + OH–(aq)
Reaksi
antara HCl dan air menjadi dasar untuk memahami definisi asam dan basa menurut
Brønsted-Lowry. Menurut teori ini, ketika sebuah ion H+ ditransfer
dari HCl ke molekul air, HCl tidak berdisosiasi dalam air membentuk ion H
+ dan Cl-. Tetapi, ion H+ ditransfer dari HCl
ke molekul air untuk membentuk ion H3O+, seperti berikut ini.
HCl(g) + 2H2O(l)
→ H3O+(aq) + Cl(aq)
Sebagai
sebuah proton, ion H+ memiliki ukuran yang lebih kecil dari atom
yang terkecil, sehingga tertarik ke arah yang memiliki muatan negatif yang ada
dalam larutan. Maka, H+ yang terbentuk dalam larutan encer, terikat
pada molekul air. Model Brønsted, yang menyebutkan bahwa ion H+
ditransfer dari satu ion atau molekul ke yang lainnya, ini lebih masuk akal
daripada teori Arrhenius yang menganggap bahwa ion H+ ada dalam
larutan encer.
Dari
pandangan model Brønsted, reaksi antara asam dan basa selalu melibatkan
pemindahan ion H+ dari donor proton ke akseptor proton. Asam bisa
merupakan molekul yang netral.
HCl(g) + NH3(aq)
→ NH4+(aq) + Cl–(aq)
Bisa ion
positif
NH4+(aq)
+ OH–(aq) → NH3(aq) + H2O(l)
Atau ion
negatif
H2PO4–(aq)
+ H2O(l) → HPO42–(aq) + H3O+(aq)
Senyawa yang
mengandung hidrogen dengan bilangan oksidasi +1 dapat menjadi asam. Yang
termasuk asam Brønsted adalah HCl, H2S, H2CO3,
H2PtF6, NH4 +, HSO4- , and
HMnO4. .Basa Brønsted dapat diidentifikasi dari struktur Lewis.
Berdasarkan model Brønsted, sebuah basa adalah ion atau molekul yang dapat
menerima proton. Untuk memahami pengertian ini, lihat pada bagaimana suatu basa
seperti ion OH menerima proton.
H2PO4-
(aq) + H2O(l) → HPO42–(aq) + H3O+(aq)
Untuk
membentuk ikatan kovalen dengan ion H+ yang tidak memiliki electron
valensi, harus tersedia dua elektron untuk membentuk sebuah ikatan. Maka, hanya
senyawa yang memiliki pasangan elektron bebas, yang dapat bertindak sebagai
akseptor ion H+ atau basa Brønsted.
Model
Brønsted menambah jenis zat yang dapat bertindak sebagai basa, baik yang
berbentuk ion ataupun molekul, selama senyawa tersebut memiliki satu atau lebih
pasangan elektron valensi tak berikatan dapat menjadi basa Brønsted.
Teori
Brønsted menjelaskan peranan air pada reaksi asam-basa. Air terdisosiasi
membentuk ion dengan mentransfer ion H+ dari salah satu molekulnya
yang bertindak sebagai asam ke molekul air lain yang bertindak sebagai basa.
H2O(l)
+ H2O(l) → H3O+(aq) + OH–(aq)
Asam
basa
Asam
bereaksi dengan air dengan mendonorkan ion H+ pada molekul air yang
netral untuk membentuk ion H3O+.
HCl(g) + H2O(l)
→ H3O+(aq) + Cl–(aq)
asam
basa
Karena
reaksi asam basa merupakan reaksi yang reversibel, bagian yang terbentuk ketika
suatu asam kehilangan proton cenderung bersifat basa, dan bagian yang menerima
proton cenderung bersifat asam. Sebuah asam dan sebuah basa yang dihubungkan
oleh sebuah proton disebut pasangan asam basa konjugasi.
H –
A + :B → B – H+ + A –
Asam
Basa Asam
Basa
Sehingga
pada:
H2O(l)
+ H2O(l) →H3O+(aq) + OH–(aq)
Asam
Basa Asam
Basa
Terdapat
pasangan asam basa konjugasi: H2O – OH- dan H3O+-
H2O, juga
dalam reaksi
pelarutan HCl:
HCl(g) + H2O(l)
→H3O+(aq) + Cl–(aq)
Asam
Basa Asam
Basa
dengan
pasangan asam basa konjugasi: HCl-Cl- dan H3O+-
H2O
Model
Brønsted bahkan dapat diperluas untuk reaksi yang tidak terjadi dalam larutan.
Contoh yang paling klasik adalah reaksi antara gas hidrogen klorida dengan uap
amoniak membentuk amonium klorida.Reaksi ini mencakup transfer ion H+
dari HCl ke NH3 dan kemudian reaksi asam basa terjadi melalui fasa
gas. Namun teori asam basa Brønsted-Lowry ini tidak dapat menjelaskan bagaimana
suatu reaksi asam basa dapat terjadi tanpa adanya transfer proton dari asam ke
basa. Kekurangan ini kemudian mendorong peneliti lain, yaitu G.N. Lewis untuk
mendefinisikan lebih lanjut asam dan basa ini
JOHANNES
NICOLAUS BRØNSTED 1879- 1947)
ahir pada 22
Februari pada tahun 1879 di West Jutland Denmark. Brønsted, merupakan ahli
kimia fisik yang dikenal dengan konsep asam basanya. merupakan perumus sifat
katalik dan kekuatan asam basa. Ia sangat tertarik mempela ari
termodinamika,dan men adi perintis studi termodinamika tentang interkonversi
modifikasi belerang, namun ia juga menger akan penelitian dalam bidang larutan
lektrolit. Pada tahun 1903 ia menikah dengan Charlotte Lou se Warberg,
yang merupakan ahli teknik perempuan pertama yang ada di Denmark.
Komentar
Posting Komentar