Makalah Teori Komunikasi




Makalah Komunikasi Publik

TEORI KOMUNIKASI

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
SAFIRAH HIDAYATI                    (1606103020036)
SYARIFAH RAMA LUSIANA      (1606103020027)
SARWINDA                                     (1506103020012)
CHAIRIL ANWAR                          (1406103020019}


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2017

KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.                       
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Komunikasi”. Berbagai sumber telah kami ambil sebagai bahan dalam pembuatan makalahini.
Makalah ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan teori komunikasi meliputi definisi teori komunikasi, macam-macam komunikasi secara umum serta macam-macam komunikasi secara konstektual.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca sekalian.
Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang dibahas. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca sekalian. Atas perhatiannya kami mengucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
                                                                                                           
                                                                                                Darussalam, 5 Oktober 2017

                                                                                   

                                                                                                            Kelompok 3




DAFTAR ISI

 



BAB I

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG


Seiring adanya proses globalisasi yang memungkinkan setiap orang mengaplikasikan pendapat-pendapat mereka, ilmu komunikasi menjadi salah satu jembatan yang sangat diperlukan untuk jalannya jaringan antarnegara di seluruh belahan dunia. Untuk itulah muncul teori-teori yang berhubungan dengan ilmu komunikasi dewasa ini. Entah yang dijadikan untuk kerjasama maupun untuk suatu tujuan yang lain.



Banyak dari kelompok, individu maupun bersama, saling berselisih dalam suatu hal, disebabkan terjadinya kesalahan dalam proses komunikasi. Bisa kita lihat salah satu contohnya, pendukung persib dan pendukung persija saling adu jotos setelah usai pertandingan, atau perselisihan diantara para dewan perwakilan di kantornya dalam beberapa pertemuan terakhir ini, bahkan kejadian yang paling mengenaskan adalah kesalahan dalam penerjemahan pesan menyerah jepang oleh pihak sekutu, kesalahan itu berakibat pada pengeboman kota Hiroshima.

Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi. Dimana masing masing individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (Information sharing) untuk tujuan bersam. Ssecara sederhana, komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan. Senada dengan ini bahwa komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin “communis” dalam bahasa inggrisnya “commun” yang artinya sama.  

Apabila kita berkomunikasi (To Communicate), ini berarti bahwa kita berada dalam keadaan berusaha menimbulkan kesamaan. Terdapat banyak sekali definisi tentang komunikasi, tetapi kali ini kita tidak membahas tentang definisi, tetapi melainkan hal hal yang lebih mendalam tentang komunikasi dan akan dijelaskan di bawah.

Teori komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan. Dalam proses komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang hendak dibuat. Terdapat dua aspek utama yang dilihat secara tidak langsung dalam bidang ini sebagai satu bidang pengkajian yang baru. Aspek pertama ialah perkembangan dari beberapa sudut atau kejaidian seperti teknologi komunikasi, perindustrian dan politik dunia. Teknologi komunikasi contohnya radio, televisi, telefon, setelit, rangkaian komputer telah menghasilkan ide untuk mengetahui apakah kesan perkembangan teknologi komunikasi terhadap individu, masyarakat dan penduduk disebuah negara. Aspek kedua ialah dari sudut kajian di mana para pelajar berminat untuk mengkaji bidang-bidang yang berkaitan dengan komunikasi seperti mereka yang dari bidang psikologi sosial mengkaji penggunaan teknologi baru terhadap kesan tayangan animasi kepada anak-anak , propaganda dan dinamik kelompok.

Permasalahan-permasalahan itulah yang menjadi dasar pembahasan makalah ini yaitu permasalahan yang berkaitan tentang teori komunikasi.

1.2  RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas adapun rumusan masalah yang akan dibahas ialah sebagai berikut:
a.       Apakah pengertian teori?
b.      Apakah pengertian komunikasi?
c.       Apakah pengertian teori komunikasi?
d.      Apa sajakah macam-macam teori komunikasi?

1.3  TUJUAN PENULISAN

Dari rumusan masalah diatas adapun tujuan penulisan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.       Mengetahui pengertian teori.
b.      Mengetahui pengertian komunikasi.
c.       Mengetahui pengertian teori komunikasi.
d.      Mengetahui macam-macam teori komunikasi.



BAB II

PEMBAHASAN

2.1   PENGERTIAN TEORI

Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian sebagai berikut:
1.      Teori adalah abstraksi dari realitas.
2.      Teori terdiri dari sekumpulan prinsip-prinsip dan definisi-definisi yang secara konseptual mengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris secara sistematis.
3.      Teori  terdiri  dari  asumsi-asumsi,  proposisi-proposisi,  dan  aksioma- aksioma dasar yang saling berkaitan.
4.      Teori terdiri dari teorema-teorema, yakni generalisasi-generalisasi yang diterima/terbukti secara empiris.

Jadi, teori adalah hasil/ tujuan akhir ilmu pengetahuan. Pada dasarnya, tujuan dari teori adalah untuk merumuskan pernyataan-pernyataan atau dalil-dalil yang bisa memberikan penjelasan. Dalam sumber lain, teori diartikan sebagai sebuah rangkaian generalisasi yang saling berhubungan yang masih perlu diamati dengan tes empiris.

2.2  PENGERTIAN KOMUNIKASI


      
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak ke pihak lainnya. Pada umumnya dilakukan secara lisan dan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi. Dimana masing masing individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (Information sharing) untuk tujuan bersam. Secara sederhana, komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan. Senada dengan ini bahwa komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin “communis” dalam bahasa inggrisnya “commun” yang artinya sama.  

Apabila kita berkomunikasi (To Communicate), ini berarti bahwa kita berada dalam keadaan berusaha menimbulkan kesamaan.

2.3  PENGERTIAN TEORI KOMUNIKASI

Dari pengertian teori dan komunikasi diatas dapat disimpulkan bahwa teori komunikasi adalah konseptualisasi atau penjelasan logis tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia.

2.3.1 Komunikasi Sebagai Ilmu

Kajian tentang teori komunikasi sangat menarik untuk dibahas dan di kaji secara mendalam, karena kajian dan teori komunikasi tergolong relative baru dalam ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan, yakni sekitar abad ke-20 sejak dikenalkanya ilmu pers oleh Max Waber, sehingga objek material yang menjadi kajian teori komunikasi dalam ilmu komunikasi tersebut masih terus diteliti dan dikembangkan oleh para ahli.
Hingga saat ini perkembangan teori komunikasi semakin pesat selaras dengan perkembangan peradaban manusia. Teori komunikasi menjadi sebuah kebutuhan terutama untuk mengatasi problematika hubungan manusia dalam kehidupanya. Manusia harus mampu memperbaiki komunikasinya dengan menerapkan teori komunikasi yang cocok untuk mendekati dan menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan asal berkomunikasi saja tanpa menggunakan teori komunikasi yang tepat, maka akan sulit memecahkan persoalan dari proses komunikasinya.
Pada dasarnya teori komunikasi mengajarkan kepada manusia bagaimana cara bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma norma kebudayaan melalui teknik teknik pengemasan pesan secara persuasive sesuai dengan teori komunikasi yang tepat. Teori komunikasi yang tepat yang mampu menggugah “emosi khalayak” akan membangunka kualitas hubungan antar manusia yang semakin baik.
Proses komunikasi yang terjadi dalam perilaku kehidupan manusia, baik komunikasi dalam diri manusia (interpersonal communication), komunikasi antarpribadi (intrapersonal communication), komunikasi kelompok (group communication), komunikasi organisasi (organicational communication), komunikasi massa (mass communication) dan bentuk komunikasi lainya. Dari semu tipe komunikasi yang masing masing mempunyai banyak macam teori komunikasi.permasalahan hubungan antarmanusia yang terjadi dalam komunikasi organisasi dan cara penyelesainya dengan menggunakan bentuk komunikasi massa, maka di prediksikan oleh ilmuan komunikasi dan ilmuan social adalah hasilnya kurang tepat. Dengan demikian, setiap manusia diperlukan dapat memahami bentuk bentuk teori komunikasi yang akan bermanfaat dalam aplikasi kehidupanya.
Dalam hubungan ini, teori komunikasi menjadi sangat penting dan srategis untuk disimak dan dipelajari secara lebih mendalam dan komprehensif khususnya bagi para peminat dan pemerhati masalah masalah komunikasi baik dari kalangan intelektual maupun masyarakat awam lainya.

2.4.2 Komunikasi Sebagai Ilmu Multidispliner

Ilmu komunikasi merupakan ilmu social yang bersifat multidispliner. Pendekatan yang digunakan untuk mempengaruhi peta ilmu komunikasi berasal dari berbagai ilmu seperti sosiologi, psikologi, politik, liguistik, antopologi dan lain sebagainya. Sifat multidispliner ini tidak dapat dihindari karena objek pengamatan dalam ilmu komunikasai ini sangat luas dan kompleks, menyangkut berbagai aspek social, budaya, ekonomi dan politik dari kehidupan manusia.
Berkaitan dengan pendekatan yang mempengaruhi perkembangan ilmu komunikasi, Lettlejohn dalam bukunya Theories of human communications, menyatakan bahwa secara umum terdapat tiga cara pandang ilmu dan kaitanya dengan objek pokok pengamatanya. Ketiga pendekatan itu adalah:
a.       Pendekatan scientific (ilmiah-empiris)
b.      Pendekatan humanistic
c.       Pendekatan ilmu pengetahuan social (social sciences)

2.4.3 Tradisi Komunikasi

Defenisi ataupun teori-teori komunikasi sangatlah berbeda satu sama lain, hal ini sangat tergantung dengan perspektif dan melatar belakanginya. Ilmu komunikasi pada dasarnya menembus berbagai disiplin ilmu, sehingga berbagai pendekatan ilmiah dilakukan untuk mengungkapkan sesuatu yang bukan saja ditangkap oleh panca indra tetapi lebih dari itu berbagai analisis, definisi, pengertian, metode yang terbangun berhasil mendeskripsikan dlam berbagai prespektif.
Robert Craing menyebut adanya tujuh tradisi dalam kajian teori komunikasi yaitu: semiotic, fenomenologi, cybernetic, psikologi, social, social budaya, kritis dan retorika. Akan dijelaskan sebagai berikut:

1.      Tradisi semiotic
Yaitu yang berkaitan tentang simbol simbol. Keberadaan simbol menjadi sangat penting dalam menjelaskan fenomena komunikasai. Simbol merupakan produk budaya suatu masyarakat untuk mengungkapkan ide ide, makna, dan nilai nilai yang ada pada diri mereka. Tradisi semiotika itu sendiri terbagi atas tiga varian yaitu: Semantic, Sintagmatic dan Paradigmatic. Yang menjadi dasar dari semiotika adalah konsep tentang tanda. Dan yang paling terkenal tentang teori tanda yaitu teori tanda dari Ferdinand de Saussure.

2.      Tradisi fenomenologi
Inti dari tradisi fenomenologi ialah mengamati kehidupan dalam keseharian dalam suasana yang alamiah. Tradisi fenomenologi dapat menjelaskan tentang khalayak dalam berinteraksi dengan media.




3.      Tradisi cybernetic
Tradisi ini berkaitan dengan proses pembuatan keputusan. Tradisi cybernetic berangkat dari teori system yang memandang terdapatnya hubungan yang saling menggantungkan dalam unsur atau komponen yang ada dalam system.

4.      Psikologi social
Teori yang berangkat dari psikologi social ini juga dapat menjelaskan tentang proses proses yang berlangsung pada diri manusia dalam proses komunikasi yakni ketika proses membuat pesan dan proses memahami pesan.

5.      Tradisi social budaya
Tradisi social budaya berangkat dari kajian antropologi. Bahwa komunikasi berlangsung dalam konteks budaya tertentu karenanya komunikasi dipengaruhi dari kebudayaan suatu masyarakat.

6.      Tradisi kritis
Tradisi ini berangkat dari asumsi teori teori kritis yang yang memperhatikan terdapatnya kesenajaan didalam masyarakat. Proses komunikasi dilihat dari sudut kritis. Bahwa komunikasi disatu sisi ditandai dengan proses dominasi oleh kelompok yang kuat atas kelompok yang lemah.

7.      Tradisi retorika
Tradisi retorika memberi perhatian pada aspek pembuatan pesan atau simbol. Prinsip utama disina adalah bagaimana menggunakan simbol yang tepat dalam menyampaikan maksud yang berkaitan dengan proses pembuatan pesan.

2.4  TEORI ELEMEN KOMUNIKASI

1.      Komunikator 
            Penyampai sumber pesan

           



2.      Enkoding  
Proses penterjemahan ide dan gagasan yang akan disampaikan.

           


3.      Pesan  
Bentuk komunikasi yang dilakukan dapat berupa bahasa, tulisan atau cara lain yang dipahami kedua belah pihak.

             

4.      Saluran 
Jalan yang dilalui agar pesan dapat disampaikan dan diterima.




2.5  MACAM-MACAM TEORI KOMINUKASI

2.5.1 Teori Semiotika

Semiotika (juga disebut studi semiotik dan dalam tradisi Saussurean disebut semiologi) adalah studi tentang makna keputusan. Ini termasuk studi tentang tanda-tanda dan proses tanda (semiosis), indikasi, penunjukan, kemiripan, analogi, metafora, simbolisme, makna, dan komunikasi. Semiotika berkaitan erat dengan bidang linguistik, yang untuk sebagian, mempelajari struktur dan makna bahasa yang lebih spesifik.

C.S PEIRCE

Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant.

Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat).  Sedangkan  acuan tanda ini  disebut  objek.  Objek  atau acuan tanda  adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.
Interpretant   atau   pengguna   tanda   adalah   konsep   pemikiran   dari   orang   yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi.
Contoh:  Saat seorang gadis mengenakan hijab, maka gadis itu sedang mengomunikasi mengenai dirinya kepada orang lain yang bisa jadi memaknainya sebagai simbol ketaatan. Begitu pula ketika Oki Setiana Dewi muncul di film bidadari syurga dengan akting dan penampilan  fisiknya  yang  anggun,  para  penonton  bisa  saja  memaknainya sebagai  icon wanita muda cantik dan shalihah.



                                                            Oki Setiana Dewi
 







                   Cantik dan shalihah                           Sosok Oki




2.5.2 Teori Jarum Suntik (Hypodermic Needle)


Teori Jarum Suntik ini diangkat setelah melihat keberhasilan penggunaan media radio dan media cetak sebagai alat propaganda dalam Perang Dunia I, serta keberhasilan drama radio Orson Welles  yang mengisahkan turunnya makhluk Mars ke bumi yang membuat penduduk di sejumlah kota di Amrik menjadi gempar.

Teori Jarum Suntik berpendapat bahwa khalayak sama sekali tidak memiliki kekuasaan untuk menolak informasi setelah disuntikkan melalui media komunikasi. Khalayak terlena seperti kemasukan obat bius melalui jarum suntik sehingga tidak memiliki alternatif untuk menentukan  pilihan  lain,  kecuali  apa  yang disiarkan  oleh  media. Teori ini  juga  dikenal dengan sebutan Teori Peluru atau bullet theory.



Menurut Littlejohn (1989), berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek pengamatannya, secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama disebut kelompok “teori-teori umum (general theories). Kelompok kedua adalah kelompok teori-teori kontekstual” (contextual theories).

2.5.3  Teori-teori Umum Komunikasi

Ada empat jenis teori yang diklasifikasikan masuk ke dalam kelompok teori-teori umum:  (1)  teori-teori fungsional dan  struktural, (2)  teori-teori behavioral dan    cognitive, (3)  teori-teori konvensional dan interaksional, serta (4)  teori-teori kritis dan interpretif.

1.      Teori-Teori Fungsional Dan Struktural

Teori ini menilai proses komunikasi yang baik sangat bergantung dengan bahasa simbol yang baik dan tepat.

Ciri dari jenis teori ini adalah adanya kepercayaan atau pandangan tentang berfungsinya  secara  nyata  struktur  yang  berada  di  luar  diri  pengamat. Menurut pandangan ini, seorang pengamat adalah bagian dari struktur. Oleh karena itu, cara pandangnya juga akan dipengaruhi oleh struktur yang berada di luar dirinya.

Meskipun pendekatan fungsional dan struktural ini sering kali dikombinasikan, namun  masing-masing mempunyai titik  penekanan yang berbeda. Pendekatan strukturalisme yang berasal dari linguistik, menekankan pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut pengorganisasian bahasa dan sistem sosial. Pendekatan fungsionalisme yang berasal dari biologi, menekankan pengkajiannya tentang cara-cara mengorganisasikan dan mempertahankan sistem. Apabila ditelaah kedua pendekatan ini sama-sama mempunyai penekanan yang  sama,  yakni tentang sistem sebagai struktur yang berfungsi.


Kedua pendekatan ini juga memiliki beberapa persamaan karakteristik sebagai berikut:
1.      Baik  pendekatan  strukturalisme  ataupun  pendekatan  fungsionalisme, dua-duanya sama-sama lebih mementingkan synchrony (stabilitas dalam kurun waktu tertentu) daripada diachrony (perubahan dalam kurun waktu tertentu).
2.      Kedua pendekatan sama-sama mempunyai kecenderungan memusatkan perhatiannya pada  akibat-akibat yang  tidak  diinginkan (unintended consequences) daripada hasil-hasil yang sesuai tujuan. Kalangan strukturalis tidak mempercayai
3.      konsep-konsep subjektivitasdan “kesadaran”. Bagi mereka yang diamati terutama sekali adalah faktor- faktor yang berada di luar kontrol dan kesadaran manusia.
4.      Kedua pendekatan sama-sama mempunyai kepercayaan bahwa realitas itu pada dasarnya objektif dan independent (bebas). Oleh karena itu, pengetahuan, menurut pandangan ini, dapat ditemukan melalui metode pengamatan (observasi) empiris yang cermat.
5.      Pendekatan strukturalisme dan fungsionalisme juga sama-sama bersifat dualistis karena kedua-duanya memisahkan bahasa dan lambang dari pemikiran-pemikiran dan objek-objek yang disimbolkan dalam komunikasi. Menurut pandangan ini, dunia ini hadir karena dirinya sendiri, sementara bahasa hanyalah alat untuk mereprentasikan hal yang telah ada.
6.      Kedua  pendekatan  juga  sama-sama  memegang  prinsip  the correspondence theory of truth (teori kebenaran yang sesuai). Menurut teori ini bahasa harus sesuai dengan realitas. Simbol-simbol harus merepresentasikan sesuatu secara akurat.

2.      Teori-Teori Behavioral Dan Cognitive

Teori-teori behavioral dan kognitif berkaitan dengan bagaimana komunikasi dapat berpengaruh pada individu dengan ilmu psikologi sebagai dasar.




Teori disonansi kognitif memiliki sejumlah anggapan atau asumsi dasar diantaranya adalah manusia  memiliki  hasrat  akan  adanya  konsistensi  pada  keyakinan,  sikap,  dan perilakunya. Teori ini menekankan sebuah model mengenai sifat dasar dari manusia yang mementigkan adanya stabilitas dan konsistensi.
Teori-teori behavioral dan kognitif  yang berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu pengetahuan behavioralis lainnya, cenderung memusatkan pengamatannya pada   diri manusia secara individual. Salah satu konsep pemikirannya yang terkenal adalah tentang model S-R (stimulus  response) yang  menggambarkan proses informasi antara “stimulus (rangsangan) dan respons (tanggapan).
Teori-teori behavioral dan cognitive” juga mengutamakan variable- analytic” (analisis variabel). Analisis ini pada dasarnya merupakan upaya mengidentifikasikan variabel-variabel kognitif yang dianggap penting, serta mencari hubungan korelasi di antara variabel. Analisis ini juga menguraikan tentang cara-cara bagaimana variabel-variabel proses kognitif dan informasi menyebabkan atau menghasilkan tingkah laku tertentu.
Komunikasi, menurut pandangan teori ini, dianggap sebagai manifestasi dari tingkah laku, proses berpikir, dan fungsi bio-neural” dari individu. Oleh karenanya, variabel-variabel penentu yang memegang peranan penting terhadap sarana  kognisi seseorang (termasuk bahasa) biasanya berada di luar kontrol dan kesadaran orang tersebut.

3.      Teori-Teori Konvensional Dan Interaksional

Teori ini memandang kehidupan social sebagai interaksi, sehingga komunikasi adalah alat untuk memahami dan memberi makna segala sesuatu disekitar kita.


Bagi prespektif interaksionalisme simbolik yang penting bagi sosiologi adalah memahami bagaimana individu mempengaruhi dan sebaliknya mempengaruhi juga dipengaruhi oleh masyarakat. Perspektif ini berasumsi bahwa masyarakat itu terdiri dari dari individu individu yang telah mengalami proses sosialisasi dan eksistensi serta strukturnya tampak dan terbentuk melalui interaksi social yang berlangsung diantara individu dalam masyarakat tersebut dalam tingkatan simbolik.

Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan- kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Komunikasi, menurut teori ini, dianggap sebagai alat perekat masyarakat (the glue  of  society).  Kelompok  teori  ini  berkembang dari  aliran  pendekatan interaksionisme simbolis (symbolic interactionism) sosiologi dan filsafat bahasa ordiner. Bagi kalangan pendukung teori-teori ini, pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi.
Berbeda dengan teori-teori strukturalis yang memandang struktur sosial sebagai penentu, teori-teori interaksional dan konvensional melihat struktur sosial sebagai produk dari interaksi. Fokus pengamatan teori-teori ini bukan terhadap  struktur  tetapi  tentang  bahasa  dipergunakan  untuk  membentuk struktur sosial, serta bahasa dan simbol-simbol lainnya direproduksi, dipelihara serta diubah dalam penggunaannya. Makna, menurut pandangan kelompok teori ini, tidak merupakan suatu kesatuan objektif yang ditransfer melalui komunikasi tetapi muncul dari dan diciptakan melalui interaksi. Dengan kata lain, makna merupakan produk dari interaksi.
Menurut   teori-teori   interaksional   dan   konvensional,   makna   pada dasarnya merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh melalui interaksi. Oleh karena itu, makna dapat berubah dari waktu ke waktu, dari konteks ke konteks, serta dari satu kelompok sosial ke kelompok lainnya. Dengan demikian, sifat objektivitas dari makna adalah relatif dan temporer.

4.      Teori-Teori Kritis Dan Interpretif

   

Teori interpretif adalah teori yang melakukan pemaknaan terhadap tindakan maupun teks (understanding). Sedangkan teori kritis adalah sekumpulan gagasan yang dikumpulkan untuk meningkatkan kualiats komunikasi.
Teori ini berakar dari pemikiran ahli sosiologi klasik Karl Max. dia memulainya dengan asumsi dasar yang sederhana, yaitu struktur dari masyarakat ditentukan organisasi ekonomi, terutama pada pemilikan barang produksi (ownership of poverty). Para ahli teori konflik masa kini melihat bahwa konflik merupakan fenomena yang senantiasa ada dalam kehidupan social sebagai hasilnya, masyarakat senantiasa berada dalam perubahan yang terus menerus.
Gagasan-gagasannya banyak berasal dari berbagai tradisi, seperti sosiologi interpretif (interpretive sociology), pemikiran Max Weber, phenomenology dan hermeneutics, Marxisme dan aliran Frankfurt School”, serta berbagai pendekatan tekstual, seperti teori-teori retorika, biblical dan kesusastraan. Pendekatan kelompok teori ini terutama sekali populer di negara-negara Eropa.

Meskipun ada beberapa perbedaan di antara teori-teori yang termasuk dalam kelompok ini, namun terdapat dua karakteristik umum. Pertama, penekanan terhadap peran subjektivitas yang didasarkan pada pengalaman individual. Kedua, makna atau meaning merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang sebagaimeaning centered atau dasar pemahaman makna. Dengan memahami makna dari suatu pengalaman, seseorang akan menjadi sadar akan kehidupan dirinya. Dalam hal ini bahasa menjadi konsep sentral karena bahasa dipandang sebagai kekuatan yang mengemudikan pengalaman manusia.
Di samping persamaan umum, juga terdapat perbedaan yang mendasar antara teori-teori interpretif dan teori-teori kritis dalam hal pendekatannya. Pendekatan teori interpretif cenderung menghindarkan sifat-sifat preskriptif dan  keputusan-keputusan absolut  tentang  fenomena  yang  diamati. Pengamatan (observations) menurut teori interpretif, hanyalah sesuatu yang bersifat  tentatif dan  relatif.  Sementara teori-teori kritis  (critical theories) lazimnya cenderung menggunakan keputusan-keputusan yang absolut, preskriptif, dan juga politis sifatnya.

2.5.4 Teori-teori Konteksual Komunikasi


Berdasarkan konteks atau tingkatan analisisnya, teori-teori komunikasi secara umum dapat dibagi dalam lima konteks atau tingkatan sebagai berikut. (1)  Intrapersonal  communication  (komunikasi  intra  pribadi),  (2) interpersonal communication (komunikasi antarpribadi), (3) group communication (komunikasi kelompok), (4) organizational communication (komunikasi organisasi), dan (5) mass communication (komunikasi massa).

1.      Intrapersonal communication adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Hal yang jadi pusat perhatian adalah jalannya proses pengolahan informasi  yang  dialami  seseorang  melalui  sistem  syaraf  dan indranya. Teori-teori komunikasi intrapibadi umumnya membahas mengenai proses pemahaman, ingatan, dan interpretasi terhadap simbol-simbol yang ditangkap melalui panca indra.



2.      Interpersonal communication atau komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antarperorangan dan bersifat pribadi, baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap muka (face to face communication), percakapan melalui telepon, surat menyurat pribadi, merupakan contoh-contoh komunikasi antarpribadi. Teori-teori komunikasi antarpribadi umumnya  memfokuskan pengamatannya pada  bentuk-bentuk dan sifat hubungan (relationships), percakapan (discourse), interaksi, dan karakteristik komunikator.

3.      Komunikasi kelompok (group communication) memfokuskan pembahasannya pada interaksi di antara orang-orang dalam kelompok- kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Teori-teori komunikasi kelompok antara lain membahas dinamika kelompok, efisiensi, dan efektivitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola, dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan.






4.      Komunikasi organisasi (organizational communication) menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal, serta bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasan teori-teori komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi, dan proses pengorganisasian, serta kebudayaan organisasi.



5.      Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar. Proses komunikasi   massa    melibatkan   aspek-aspek   komunikasi   intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi organisasi. Teori-teori komunikasi massa umumnya memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan media, dan masyarakat, hubungan antara media dan khalayak, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak atau hasil komunikasi massa terhadap individu.


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

              Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpualan yaitu:
1.      Teori komunikasi adalah konseptualisasi atau penjelasan logis tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia.
2.      Pada dasarnya teori komunikasi mengajarkan kepada manusia bagaimana cara bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma norma kebudayaan melalui teknik teknik pengemasan pesan secara persuasive sesuai dengan teori komunikasi yang tepat. Teori komunikasi yang tepat yang mampu menggugah “emosi khalayak” akan membangunka kualitas hubungan antar manusia yang semakin baik.
3.      Ilmu komunikasi merupakan ilmu social yang bersifat multidispliner. Pendekatan yang digunakan untuk mempengaruhi peta ilmu komunikasi berasal dari berbagai ilmu seperti sosiologi, psikologi, politik, liguistik, antopologi dan lain sebagainya. Sifat multidispliner ini tidak dapat dihindari karena objek pengamatan dalam ilmu komunikasai ini sangat luas dan kompleks, menyangkut berbagai aspek social, budaya, ekonomi dan politik dari kehidupan manusia.
4.     

Menurut Littlejohn (1989), berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek pengamatannya, secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama disebut kelompok “teori-teori umum (general theories). Kelompok kedua adalah kelompok teori-teori kontekstual” (contextual theories). Ada empat jenis teori yang diklasifikasikan masuk ke dalam kelompok teori-teori umum:  (1)  teori-teori fungsional dan  struktural, (2)  teori-teori behavioral dan    cognitive, (3)  teori-teori konvensional dan interaksional, serta (4)  teori-teori kritis dan interpretif. Sedangkan berdasarkan konteks atau tingkatan analisisnya, teori-teori komunikasi secara umum dapat dibagi dalam lima konteks atau tingkatan sebagai berikut. (1)  Intrapersonal  communication  (komunikasi  intra  pribadi),  (2) interpersonal communication (komunikasi antarpribadi), (3) group communication (komunikasi kelompok), (4) organizational communication (komunikasi organisasi), dan (5) mass communication (komunikasi massa).












DAFTAR PUSTAKA


Moekijat. 1993. Teori Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.
Soehoet, hoeta. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Yayasan IISIP.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU

MAKALAH LINGKUNGAN BELAJAR

Paper Pemograman Berbasis WEB