MAKALAH LINGKUNGAN BELAJAR
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Istilah
pendidikan merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bagi semua orang, terlebih
lagi di era globalisasi yang dikenal dengan zaman kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) seperti sekarang ini. Berkembangnya IPTEK diikuti dengan
berkembangnya pola pemikiran masyarakat. Pada perkembangan pemikiran masyarakat
seperti sekarang ini, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan. Sebab, persaingan untuk mempertahankan hidup semakin ketat dengan
sulitnya lapangan pekerjaan sebagai modal untuk mempertahankan hidup dan
melanjutkan keturunan.
Kegiatan
belajar adalah suatu proses interaksi sosial antara pendidik (guru) dan peserta
didik (siswa) dalam suatu proses pembelajaran. Guru memiliki peran yang sangat
penting, bukan hanya sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai panutan,
pemberi motivasi, penyeleksi dan pengatur sekaligus pelaku dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, guru harus membuat kelas menjadi menarik dan menyenangkan
sehingga kelas menjadi kondusif dan efesien dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Terpenuhinya
fasilitas belajar seperti sarana prasarana dalam belajar dan adanya kondisi
lingkungan belajar yang baik dapat mendukung proses pembelajaran sehingga
kegiatan berlangsung secara efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif dan
efisien dapat meningkatan prestasi belajar siswa. Telebih lagi dewasa ini
semakindirasakan betapa pentingnya peranan fasilitas dan lingkungan yang baik
dalam pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Namun,
pentingnya keberadaan fasilitas dan lingkungan yang baik, seringkali
terabaikan. Hal ini, terbukti dengan seringnya pemberitaan baik di media cetak
maupun media elektronik mengenai potret buram pendidikan di tanah air.Dalam
pemberitaan tersebut sering kali mengeluhkan adanya bangunan sekolahyang roboh
atau rusak dan ironisnya yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah baik
pemerintah setempat maupun pemerintah pusat.
Hal tersebut
tentunya akan sangat menghambat proses belajar karena proses belajar tidak
dapat berlangsung dengan baik. Jika proses belajar tidak dapat berlangsung
dengan baik dan lancar, maka tujuan dari pembelajaran juga tidak akan dapat
tercapai dengan baik. Hal ini juga akan berdampak pada prestasi siswa yang
nantinya merujuk pada kualitas lembaga sekolah dan pada akhirnya pemerintah.
Fasilitas danlingkungan belajar merupakan faktor yang sama-sama berasal dari
luar diri siswa yang biasanya berpengaruh secara tidak langsung terhadap
peningkatan prestasi siswa. Akan tetapi, tidak tersedianya fasilitas dan
lingkungan belajar yang baik dapat menjadi masalah dan penghambat proses
belajar dan pencapaian prestasi belajar yang baik oleh karena terabaikan
ketersediaannya. Pencapaian prestasi belajar yang baik menunjukkan keberhasilan
dalam proses pembelajaran, begitu juga sebaliknya tidak tercapainya prestasi
belajar yang baik menunjukkan kurang berhasilnya dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, pemenuhan dan pengelolaan fasilitas dan lingkungan belajar yang
baik untuk kelancaran proses belajar perlu diperhatikan oleh setiap sekolah.
Sebab, terpenuhinya fasilitas dan lingkungan yang baik, dapat meminimalisir
kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Tingkat kesulitan belajar
yang rendah, menciptakan kelancaran proses belajar sehingga terjadi peningkatan
prestasi belajar siswa.
Berhasil
tidaknya pembelajaran didalam kelas ternyata sangat didukung oleh faktor
lingkungan. Lingkungan itu bisa berupa lingkungan dikeluarga, masyarakat dan
tentunya sekolah. Lingkungan juga mempengaruhi hubungan sosial, belajar dan
psikologis peserta didik. Untuk itu, lingkungan seharusnya juga menjadi hal
yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses
belajar.
Berdasarkan
hal tersebut, kami ingin membahas lebih dalam mengenai lingkungan sebagai salah
satu faktor penentu prestasi peserta didik
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari
latar belakang diatas dapat di rumuskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan lingkungan belajar?
2. Bagaimana
nilai-nilai lingkungan sebagai sumber belajar?
3. Apa
saja macam-macam lingkungan belajar?
4. Bagaimana
pengaruh lingkungan terhadap hubungan sosial, belajar, dan psikologi?
5. Bagaimana
pemanfaatan lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar anak yang lebih meningkat?
6. Bagaimana
implikasi lingkungan belajar anak?
7. Apa
saja faktor yang harus diperhatikan dalam memilih lingkungan belajar dalam
teknologi pembelajaran?
C.
TUJUAN
Makalah
ini bertujuan agar:
1. Dapat
mengetahui makna lingkungan belajar
2. Dapat
mengetahui nilai-nilai lingkungan sebagai sumber belajar
3. Dapat
mengetahui macam-macam lingkungan belajar
4. Dapat
mengetaui pengaruh lingkungan terhadap hubungan sosial, belajar, dan psikologi
5. Dapat
mengetahui pemanfaatan lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar anak yang lebih
meningkat
6. Dapat
mengetahui implikasi lingkungan belajar anak
7. Dapat
mengetahui faktor yang harus diperhatikan dalam memilih lingkungan belajar
dalam teknologi pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LINGKUNGAN BELAJAR
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan
diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya
yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris
peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area,
surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih
berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau
sekeliling.
Dalam literatur lain disebutkan
bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan
makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup
lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup),
abiotik (benda mati) dan budaya manusia.
Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut
sebagai lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah segala kondisidan
pengaruh dari luar terhadap kegiatan pendidikan (Hadikusumo,1996:74). Sedangkan
lingkungan pendidikan menurut Tirtarahardjadan La Sulo (1994:168) adalah latar
tempat berlangsungnya pendidikan.
Lingkungan itu mencakup segala material dan stimulus
didalam dan diluar diri individhu, baik bersifat fisiologis, psikologis, maupun
sosial-kultural. Setain (seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan bahwa apa
yang dimaksud dengan lingkungan (environment) ialah meliputi kondisi-kondisi
dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen dan bahkan
gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide
environment) bagi gen yang lain.
Berdasarkan
pengertian dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang
mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut.
B.
NILAI-NILAI LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Lingkungan
yang ada di sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat
dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi
anak usia dini. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak.
Jumlah
sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun
pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan.
Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan
anak karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu
kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat mengalami secara langsung dan dapat
mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan
tersebut.
Penggunaan
lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna
(meaningfull learning) sebab anak dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang
sebenarnya. Hal ini akan memenuhi prinsip kekonkritan dalam belajar sebagai
salah satu prinsip pendidikan anak usia dini.
Penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai
atau aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya
lingkungan dalam kehidupan bisa mulai ditanamkan pada anak sejak dini, sehingga
setelah mereka dewasa kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara.
C. MACAM-MACAM LINGKUNGAN BELAJAR
Pada
dasarnya semua jenis lingkungan yang ada di sekitar anak dapat dimanfaatkan
untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan untuk anak usia dini sepanjang relevan
dengan komptensi dasar dan hasil belajar yang bisa berupa lingkungan alam atau
lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan budaya atau buatan.
1.
Lingkungan alam
Lingkungan
alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti
sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan
(flora dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan sebagainya.
Lingkungan
alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih
mudah dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya, anak dapat
mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya.
Dengan
mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan lebih memahami
gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu
diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk mencintai alam,
dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara
lingkungan alam.
2.
Lingkungan sosial
Selain
lingkungan alam sebagaimana telah diuraikan di atas jenis lingkungan lain yang
kaya akan informasi bagi anak usia dini yaitu lingkungan sosial. Hal-hal yang bisa dipelajari oleh anak usia dini dalam
kaitannya dengan pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar ini
misalnya:
1)
mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat
di mana anak tinggal. mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar
tempat tinggal dan sekolah.
2)
Mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada di
masyarakat sekitar tempat tinggal dan sekolah.
3)
Mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk
sekitar tempat tinggal dan sekolah.
4)
Mengenal kebudayaan termasuk kesenian yang ada di
sekitar tempat tinggal dan sekolah.
5)
Mengenal struktur pemerntahan setempat seperti RT, RW,
desa atau kelurahan dan kecamatan.
6)
Pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar
dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini sebaiknya dimulai dari
lingkungan yang terkecil atau paling dekat dengan anak.
3.
Lingkungan budaya
Di
samping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga
yang disebut lingkungan budaya atau buatan yakni lingkungan yang sengaja
diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Anak dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai
aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya
dukungnya, serta aspek lain yang berkenan dengan pembangunan dan kepentingan
manusia dan masyarakat pada umumnya.
Agar
penggunaan lingkungan ini efektif perlu disesuaikan dengan rencana kegiatan
atau program yang ada. Dengan begitu, maka lingkungan ini dapat memperkaya dan
memperjelas bahan ajar yang dipelajari dan bisa dijadikan sebagai laboratorium
belajar anak.
Menurut
Ki Hajar Dewantara, lingkungan pendidikan mencakup: 1) lingkungan keluarga, 2)
lingkungan sekolah, dan 3) lingkungan masyarakat (Munib, 2004:76). Ketiga
lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan yang akan
mempengaruhi manusia secara bervariasi.
1.
Lingkungan
Keluarga
a.
Pengertian Lingkungan Keluarga
Menurut
Webster’s New Collegiate Dictionary (Ahmadi2004:74) pengertian lingkungan
adalah kumpulan segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan
perkembangan suatu organisme. Sedangkan pengertian keluarga menurut
Tirtarahardja dan La Sulo (2007:173) adalah pengelompokan primer yang terdiri
dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda (hubungan menurut garis ibu)
dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti ( nucleus family :
ayah, ibu dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (disamping inti, ada orang
lain: kakek/nenek, adik/ipar, pembantu, dll). Dari pengertian lingkungan dan
keluarga di atas, maka dapat disimpulkan pengertian ligkungan keluarga adalah
segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan perkembangan
anggota keluarga.
b.
Faktor-Faktor Keluarga
Menurut
Slameto (2003:60-64), siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa:
1.
Cara orang tua mendidik
Peran orang
tua dapat dilihat dari bagaimana orang tua tersebut dalam mendidik anaknya, kebiasaan-kebiasaan
baik yang ditanamkan agar mendorong semngat anak untuk belajar.
2.
Relasi antara anggota keluarga
Relasi antar
anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara anak dengan seluruh
anggota keluarga terutama orang tua dengan anaknya atau anak dengan anggota
keluarga lain.
3.
Suasana rumah
Agar rumah
menjadi tempat belajar yang baik amka perlu diciptakan susana rumah yang tenang
dan tentram. Susana tersebut dapat tercipta apabila dalam keluarga tercipta
hubungan yang harmonis antar orang tua dengan anak atau anak dengan anggota
keluarga yang lain.
4.
Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan
ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar
selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas belajar.
5.
Perhatian orang tua
Anak perlu mendapat dorongan dan perhatian orang tua.
Kadang-kadang anak menjadi lemah semangat, maka orang tua wajib memberi
perhatian dan mendorongnyanya membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami
anak disekolah.
c.
Fungsi Keluarga
Menurut
Oqbum fungsi keluarga itu adalah sebagai fungsi kasih sayang, ekonomi,
pendidikan, perlindungan/penjagaan, rekreasi, status keluarga dan agama
(Ahmadi,2004:108). Sedangkan menurut Bierstadt (Ahmadi,2004:109) keluarga
berfungsi sebagai:
1)
Menggantikan keluarga
2)
Bersifat membantu
3)
Mengatur dan menguasai impuls-impuls (dorongan) sexual
4)
Menggerakkan nilai-nilai kebudayaan
2.
Lingkungan Sekolah
a.
Pengertian Lingkungan Sekolah
Menurut
Tulus Tu’u (2004:1) lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan
formal, dimana ditempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu
pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik. Sedangkan menurut
Gerakan Disiplin Nasional (GDN) lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan
dimana parasiswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan
nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke
dalam kesadaran hati nuraninya (Tulus Tu’u,2004:11). Berdasarkan 2 definisi
tentang lingkungan sekolah tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan
sekolah adalah lingkungan dimana kegiatan belajar mengajar berlangsung yang
para siswanya dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai
kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi.
b.
Faktor Sekolah
Faktor sekolah
yang mempengaruhi belajar mencakup:
1.
Metode mengajar
2.
Kurikulum
3.
Relasi guru dengan siswa
4.
Relasi siswa dengan siswa
5.
Disiplin sekolah
6.
Pelajaran dan waktu sekolah
7.
Standar pelajaran
8.
Keadaan gedung
9.
Metode belajar
10. tugas rumah
c.
Fungsi Sekolah
Menurut
Nasution (2004:14), fungsi sekolah antara lain sebagai berikut:
1)
Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan.
2)
Sekolah memberikan keterampilan dasar.
3)
Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib.
4)
Sekolah menyediakan tenaga pembangunan.
5)
Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial.
6)
Sekolah menstranmisi kebudayaan.
7)
Sekolah membentuk manusia yang sosial.
8)
Sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaan.
d.
Karakteristik lingkungan sekolah
Ada
beberapa karakteristik lingkungan sekolah yang nyaman sebagai tempat belajar
(Burstyn & Stevens dalam Ormrod, 2006), yaitu:
1)
Sekolah mempunyai komitmen untuk mendukung semua usaha
peserta didik agar sukses baik dalam bidang akademik maupun sosial.
2)
Adanya kurikulum yang menantang dan terarah.
3)
Adanya perhatian dan kepercayaan peserta didik serta
orang tua terhadap sekolah.
4)
Adanya ketulusan dan keadilan bagi semua peserta
didik, baik untuk peserta didik dengan latar belakang keluarga yang berbeda,
beda ras maupun etnik.
5)
Adanya kebijakan dan peraturan sekolah yang jelas.
Misalnya panduan perilaku yang baik, konsekuensi yang konsisten, penjelasan
yang jelas, kesempatan menjalin interaksi sosial serta kemampuan menyelesaikan
masalah.
6)
Adanya partisipasi peserta didik dalam pembuatan
kebijakan sekolah.
7)
Adanya mekanisme tertentu sehingga peserta didik dapat
menyampaikan pendapatnya secara terbuka tanpa rasa takut.
8)
Mempunyai tujuan untuk meningkatkan perilaku prososial
seperti berbagi informasi, membantu dan bekerja sama.
9)
Membangun kerja sama dengan komunitas keluarga dan masyarakat.
10)
Mengadakan kegiatan untuk mendiskusikan isu-isu
menarik dan spesial yang berkaitan dengan peserta didik.
3.
Lingkungan Masyarakat
a.
Pengertian Lingkungan Masyarakat
Soemardjan
dan Soemardi mengatakan bahwa lingkungan masyarakat adalah tempat orang-orang
hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Sedangkan menurut Muri Yusuf
(2004:34) lingkungan masyarakat adalah merupakan lingkungan ketiga dalam proses
pembentukan kepribadian anak-anak sesuai keberadaannya. Berdasarkan
definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan masyarakat
adalah tempatorang-orang hidup bersama yang berpengaruh besar
terhadapperkembangan pribadi anak-anak (siswa).
b.
Faktor Masyarakat
Masyarakat
merupakan faktor ekstern yang jugaberpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Pengaruh ituterjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Pengaruh-pengaruh
itu antara lain sebagai berikut:
1)
Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
2)
Mass Media
3)
Teman Bergaul
4)
Bentuk Kehidupan Masyarakat
c.
Peranan Masyarakat dalam Pendidikan
Tanggung
jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya masih belum jelas, tidak
sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan di lingkungan
sekolah. Hai ini disebabkan faktor waktu, hubungan, sifat dan isi pergaulan
yang terjadi di dalam masyarakat. Waktu pergaulan terbatas, hubungannya hanya
pada waktu-waktu tertentu, sifat pergaulannya bebas, dan isinya sangat kompleks
dan beranekaragam. Meskipun demikian, masyarakat mempunyai peranyang besar
dalam pelaksanaan pendidikan nasional. Peran masyarakat itu antara lain
menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut
menyelenggarakan pendidikan nonpemerintah (swasta), membantu pengadaan tenaga,
biaya, sarana dan prasarana, menyediakan lapangan kerja, membantu pengembangan
profesi baik secara langsung maupun tidak langsung.
D. PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TEHADAP HUBUNGAN SOSIAL,
BELAJAR, DAN PSIKOLOGI
1. Pengaruh
Lingkungan Terhadap Hubungan Sosial
a. Lingkungan Membuat Individu Sebagai Makhluk
Sosial
Yang dimaksud dengan lingkungan pada
uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain yang dapat
memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut
suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan
yang lainnya.Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada
tahun-tahun permulaan perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat
manusia sebagai manusia. Berubahnya tabiat manusia sebagai manusia dalam arti
bahwa ia tidak akan mampu bergaul dan bertingkah laku dengan sesamanya.Dapat
kita bayangkan andaikata seorang anak manusia yang sejak lahirnya dipisahkan
dari pergaulan manusia sampai kira-kira berusia 10 tahun saja, walaupun
diberinya cukup makanan dan minuman, akan tetapi serentak dia dihadapkan kepada
pergaulan manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan mampu
berbicara dengan bahasa yang biasa, canggung pemalu dan lain-lain. Sehingga
kalaupun dia kemudian dididik, maka penyesuaian dirinya itu akan berlangsung
sangat lambat sekali.
b.
Perkembangan Aspek Keterampilan Sosial
Lingkungan secara alami mendorong anak untuk
berinteraksi dengan anak-anak yang lain bahkan dengan orang-orang dewasa. Pada
saat anak mengamati objek-objek tertentu yang ada di lingkungan pasti dia ingin
menceritakan hasil penemuannya dengan yang lain. Supaya penemuannya diketahui
oleh teman-temannya anak tersebut mencoba mendekati anak yang lain sehinga
terjadilah proses interaksi/hubungan yang harmonis.Anak-anak dapat membangun
keterampilan sosialnya ketika mereka membuat perjanjian dengan teman-temannya
untuk bergantian dalam menggunakan alat-alat tertentu pada saat mereka
memainkan objek-objek yang ada di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan sepeti
ini anak berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan menyenangkan.
2. Pengaruh
Lingkungan Belajar Tehadap Hubungan Belajar
Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan
benda-benda atau ide-ide. Lingkungan menawarkan kepada guru kesempatan untuk
menguatkan kembali konsep-konsep seperti warna, angka, bentuk dan
ukuran.Memanfaatkan lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep
tertentu secara alami. Konsep warna yang diketahui dan dipahami anak di dalam
kelas tentunya akan semakin nyata apabila guru mengarahkan anak-anak untuk
melihat konsep warna secara nyata yang ada pada lingkungan sekitar.
Dari hasil analisis data secara simultan terbukti
bahwa terdapathubungan yang substansial antara fasilitas belajar dan lingkungan
belajardengan prestasi belajar siswa. Dengan kata lain, terdapat hubungan yang
cukuptinggi antara fasilitas belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi
belajarsiswa. Bila ditinjau dari nilai signifikansinya, maka fasilitas belajar
danlingkungan belajar sama-sama memiliki pengaruh terhadap prestasi
belajar.Dari nilai koefisiennya dapat dilihat bahwa fasilitas belajar dan
lingkunganbelajar memiliki pengaruh positif terhadap prestasi belajar. Dengan
demikian,dapat disimpulkan bahwa makin baik fasilitas belajar dan lingkungan
belajar
3. Pengaruh
Lingkungan Belajar Terhadap Psikologis
Lingkungan pada umumnya memberikan
tantangan untuk dilalui oleh anak-anak. Pemanfaatannya akan memungkinkan anak
untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif. Misalnya bila anak diajak
ke sebuah taman yang terdapat beberapa pohon yang memungkinkan untuk mereka
panjat. Dengan memanjat pohon tersebut anak mengembangkan aspek keberaniannya
sebagai bagian dari pengembangan aspek emosinya.Rasa percaya diri yang dimiliki
oleh anak terhadap dirinya sendiri dan orang lain dikembangkan melalui pengalaman
hidup yang nyata. Lingkungan sendiri menyediakan fasilitas bagi anak untuk
mendapatkan pengalaman hidup yang nyata.
E.
PEMANFAATAN LINGKUNGAN MENUMBUHKAN AKTIVITAS BELAJAR
ANAK (LEARNING ACTIVITIES) YANG LEBIH MENINGKAT
Penggunaan
cara atau metode yang bervariasi ini merupakan tuntutan dan kebutuhan yang
harus dipenuhi dalam pendidikan untuk anak usia dini. Begitu banyaknya nilai
dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumber belajar dalam
pendidikan anak usia dini bahkan hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari
dari lingkungan. Namun demikian diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif
dari para guru untuk dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Lingkungan merupakan sumber belajar yang kaya dan menarik untuk anak-anak.
Lingkungan mana pun bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak.
Jika
pada saat belajar di kelas anak diperkenalkan oleh guru mengenai binatang,
dengan memanfaatkan lingkungan anak akan dapat memperoleh pengalaman yang lebih
banyak lagi. Dalam pemanfaatan lingkungan tersebut guru dapat membawa
kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan di dalam ruangan kelas ke alam
terbuka dalam hal ini lingkungan. Namun jika guru menceritakan kisah tersebut
di dalam ruangan kelas, nuansa yang terjadi di dalam kelas tidak akan sealamiah
seperti halnya jika guru mengajak anak untuk memanfaatkan lingkungan.
Memanfaatkan
lingkungan sekitar dengan membawa anak-anak untuk mengamati lingkungan akan
menambah keseimbangan dalam kegiatan belajar. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di
luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, dan budaya,
perkembangan emosional serta intelektual.
a.
Perkembangan Fisik
Lingkungan
sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan fisik anak, untuk mengembangkan
otot-ototnya. Anak memiliki kesempatan yang alami untuk berlari-lari, melompat,
berkejar-kejaran dengan temannya dan menggerakkan tubuhnya dengna cara-cara
yang tidak terbatas. Kegiatan ini sangat alami dan sangat bermanfaat dalam
mengembangkan aspek fisik anak.
Dengan
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber beajarnya, anak-anak menjadi tahu
bagaimana tubuh mereka bekerja dan merasakan bagaimana rasanya pada saat mereka
memanjat pohon tertentu, berayun-ayun, merangkak melalui sebuah terowongan atau
berguling di dedaunan.
b.
Perkembangan aspek keterampilan sosial
Lingkungan
secara alami mendorong anak untuk berinteraksi dengan anak-anak yang lain
bahkan dengan orang-orang dewasa. Pada saat anak mengamati objek-objek tertentu
yang ada di lingkungan pasti dia ingin mencritakan hasil penemuannya dengan
yang lain. Supaya penemuannya diketahui oleh teman-temnannya anak tersebut
mencoba mendekati anak yang lain sehinga terjadilah proses interaksi/hubungan
yang harmonis.
Anak-anak
dapat membangun kterampilan sosialnya ketika mereka membuat perjanjian dengan
teman-temannya untuk bergantian dalam menggunakan alat-alat tertentu pada saat
mereka memainkan objek-objek yang ada di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan
sepeti ini anak berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan
menyenangkan.
c.
Perkembangan aspek emosi
Lingkungan
pada umumnya memberikan tantangan untuk dilalui oleh anak-anak. Pemanfaatannya
akan memungkinkan anak untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif.
Misalnya bila anak diajak ke sebuah taman yang terdapat beberapa pohon yang
memungkinkan untuk mereka panjat. Dengan memanjat pohon tersebut anak
mengembangkan aspek keberaniannya sebagai bagian dari pengembangan aspek
emosinya.
Rasa
percaya diri yang dimiliki oleh anak terhadap dirinya sendiri dan orang lain
dikembangkan melalui pengalaman hidup yang nyata. Lingkungan sendiri
menyediakan fasilitas bagi anak untuk mendapatkan pengalaman hidup yang nyata.
d.
Perkembangan intelektual
Anak-anak
belajar melalui interaksi langsung dengan benda-benda atau ide-ide. Lingkungan
menawarkan kepada guru kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep
seperti warna, angka, bentuk dan ukuran. Memanfaatkan lingkungan pada dasarnya
adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami. Konsep warna yang
diketahui dan dipahami anak di dalam kelas tentunya akan semakin nyata apabila
guru mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep warna secara nyata yang ada
pada lingkungan sekitar.
Demikian
beberapa hal yang berkaitan dengan dampak pemanfaatan lingkungan terhadap
aspek-aspek perkembangan anak. Namun guru juga harus memiliki pengetahuan,
kemampuan, dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran anak dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Dengan cara antara lain
sebagai berikut:
a.
Mengamati apa yang menarik bagi anak
Biasanya
anak serius jika menemukan sesuatu yang sangat menarik baginya. Bila guru
melihat hal ini berilah bimbingan kepada anak dengan cara menayakan apa yang
sedang diamatinya. Manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah anak
dapat mengmbangkan kemampuan intelektualnya dengan mengetahui berbagai benda
yang diamatinya. Selain itu juga anak akan dapat mengembangkan ketrampilan
sosialnya yaitu dengan mengembangkan kemampuannya dengan berinteraksi dengan
orang dewasa dalam hal ini guru.
Upaya
guru dengan mengamati apa yang menarik bagi anak juga akan dapat mengembangkan
emosi anak misalnya pada saat anak mengungkapkan hal-hal yang menarik baginya,
dia menunjukkan ekspresi yang serius dan pandangan mata yang tajam. Kemampuan
berbahsa anak juga akan semakin meningkat jika guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya mengungkapkan berbahasa anak, kosa katanya
akan berkembang.
b.
Perhatikan dan gunakan saat yang tepat untuk mengajar
Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar sebenarnya memberikan berbagai alternatif
pendekatan dalam membelajarkan anak. Hal tersebut disebabkan alternatif dan
pilihan sumber belajarnya sangat banyak. Dengan memanfaatkan lingkungan
kegiatan belajar akan lebih berpusat pada anak.
c.
Tanyalah anak dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan
terbuka.
Memberikan
pertanyaan kepada anak-anak mendorong mereka untuk menjelaskan mengenai
berbagai hal yang mereka alami dan mereka lihat.
Pertanyaan
yang bersifat terbuka akan memacu anak untuk mengungkap berbagai hal yang
diamatinya secara bebas sesuai dengan kemampuan berbahasanya.
d.
Gunakan kosa kata yang beragam untuk menjelaskan
hal-hal baru
Anak-anak
terkadang mengalami kekurangan perbendaharaan kata untuk menjelaskan apa yang
mereka lihat. Keterbatasan kosa kata yang terjadi pada anak harus dibantu oleh
guru sehingga tahap demi tahap kemampuan berbahasa dan perbendaharaan kosa
katanya akan semakin meningkat.
e.
Cobalah bersikap lebih ingin tahu
Guru-guru
tidak selamanya mengetahui jawaban-jawaban atas peertanyaan anak-anak. Guru
yang mengetahui berbagai hal akan menumbuhkan keperecayaan anak kepadanya. Anak
merasa memiliki orang yang dapat dijadikannya tempat bertanya mengenai hal-hal
yang tidak dapat mereka pecahkan. Anak akan memiliki keyakinan yang tinggi
kepada guru yang mau membantunya dalam segala hal. Sebaliknya jika guru tidak
mengetahui banyak hal akan menimbulkan ketidakyakinan kepadanya karena setiap
mereka menanyakn sesuatu anak tidak mendapatkan jawaban yang jelas dan
memuaskan.
F.
TEKNIK MENGGUNAKAN LINGKUNGAN
Dalam
memanfaatkan lingkungan belajar itu harus mengetahui teknik-tekniknya terlebih
dahulu. Agar para guru yang menggunkannya dapat efektif dan efisien. Dan ada
beberapa cara dalam mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar,
yaitu sebagai berikut:
1. Survey
Survvey
yaitu siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk
mempelajari dan mengamati proses social, budaya, ekonomi, kependudukan, dan
lain-lain. Kegiatan ini dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan
nara sumber, mempelajari data atau dokumen yang ada, dan lain-lain. Lalu,
hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan
disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran. Pelajaran
yang dapat digunakan untuk survey diutamakan bidang study ilmu social dan
kemasyarakatan.
2. Kamping
atau berkemah
Kegiatan
berkemah ini membutuhkan waktu yang cukup lama, karena siswa harus dapat
menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana, dan
lain-lain. Berkemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi,
biologi, kimia, dan fisika.
3. Field
trip atau karyawisata
Karyawista
adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari obyek tertentu sebagai
bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata
dilaksanakan, terlebih dahulu direncanakan objek yang akan dipelajari, cara
mempelajarinya, dan kapan sebaiknya dipelajari.objek
karyawisata harus sesuai dengan bahan pengajaran, misalnya museum ubtuk
pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi dan sebagainya.
Karyawisata selain untuk kegiatan belajar juga untuk rekreasi yang mengandung
nilai edukatif.
4. Praktik
lapangan
Praktil
lapangan ini dilaksanakan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan
kecakapan khusus. Misalnya mahasiswa tarbiyah dan keguruan diterjunkan ke
sekolah SMP untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah. Siswa SMK dikirim
ke perusahaan untuk mempelajari dan memepraktikkan pembukuan, akuntansi, dan
lain- lain. Dengan demikian, praktik lapangan berkaitan dengan keterampilan
tertentu sehingga lebih tepat untuk sekolah-sekolah kejuruan.
5. Mengundang
nara sumber
Teknik
kelima ini berbeda dengan teknik-teknik sebelumnya. Jika pada teknik sebelumnya
kelas dibawa ke masyarakat, sedangkan pada nara sumber mengundang tokoh
masyarakat ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya di
hadapan para siswa. Nara sumber yang diundang, hendakanya relevan dengan
kebutuhan belajar siswa, sehingga apa yang diberikan oleh nara sumber dapat
memperkaya materi yang diberikan guru di sekolah. Dan criteria nara sumber
dilihat dari keahliannya dalam suatu bidang tertentu yang diperlukan bukan
jabatan atau kedudukannya.
6. Proyek
pelayanan dan pengabdian pada masyarakat
Cara
ini dapat dilakukan, apabila sekolah (guru dan siswa secara bersama-sama
melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan,
penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan masayarakat dan kegiatan lain yang
diperlukan). Cara ini memiliki manfaat yang baik bagi para siswa maupun bagi
masayarakat setempat. Bagi siswa bermanfaat untuk penerapan kecakapan dan
keterampilan belajarnya dalam bidang tertentu. Sedangkan bagi masyarakat
bermanfaat untuk memperbaiki keadaan yang seharusnya menjadi garapan masyarakat
itu sendiri.
G.
PROSEDUR
PENGGUNAAN LINGKUNGAN BELAJAR
Memanfaatkan lingkungan
sebagai media dan sumber belajar dalam proses pengajaran memerlukan persiapan
dan perencanaan yang matamg dari para guru. Tanpa perencanaan yang matang
kegiatan belajar siswa tidak bisa terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak
tercapai dan siswa tidak melakukan kegiatan belajar sesuai dengan yang
diharapkan. Maka dari itu ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam
menggunakan lingkungan sumber belajar, sebagai berikut:
1. Langkah
persiapan
Langkah-langkah yang harus
ditempuh pada persiapan di antaranya:
a.
Menentukan tujuan belajar yang berhubungan
dengan pembahasan bidang studi tertentu.
b.
Menentukan obyek yang harus dipelajari dan
dikunjungi.
c.
Menentukan cara belajar siswa pada saat
kunjungan dilakukan.
d.
Guru dan siswa mempersiapkan perizinan jika
diperlukan.
e.
Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan
belajar.
Persiapan tersebut dibuat guru
dan siswa pada waktu belajar bidang studi yang bersangkutan, atau dalam program
akhir semester.
2. Langkah
pelaksanaan
Pada langkah ini para guru dan
siswa melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang
telah dipersiapkan. Biasanya kegiatan ini diawalai dengan penjelasan petugas
mengenai objek yang akan dipelajari. Dalam penjelasan tersebut, siswa dapat
bertanya untuk menghemat waktu, dan mencatat hal-hal yang penting. Setelah itu,
siswa dibimbing oleh petugas untuk melihat dan mengamati objek yang akan
dipelajari. Dalam proses ini, petugas menjelaskan proses kerja, mekanismenya,
dan hal-hal yang lain. Lalu, siswa dapat berkumpul dengan kelompoknya dan
mendiskusikan hasil catatannya untuk melengkapi dan memahami materi yang
dipelajarinya.
Di akhir kunjungan, guru dan
para siswa mengucapkan terima kasih kepada petugas atau pimpinan obyek
tersebut. Bagi obyek kunjungan yang sifatnya tidak memerlukan petugas, para
siswa dapat langsung bisa melihat dan mengamati objek, serta langsung bisa
mewawancarai nara sumber.
3. Tindak
lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan
belajar pelaksanaan di atas adalah kegiatan belajar di kelas untuk membahas dan
mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan belajar. Setiap kelompok diminta
untuk melaporkan hasil-hasil dari pengamatan untuk dibahas bersama. Selain itu,
guru juga dapat meminta para siswa untuk menyampaikan kesan-kesannya dari
kegiatan belajar tersebut.
Di lain pihak, guru juga
memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil yang dicapainya.
Tugas lanjutan dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan
rumah, misalnya menyusun laporan yang lebih lengkap dan ilmiah.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar itu banyak manfaatnya, baik dari segi motivasi belajar, kegiatan belajar, kekayaan informasi, hubungan social siswa dan sebagainya.dan proses pengajaran yang mengoptimalakan lingkungan sebagai sumber belajar dikenal dengan pendekatan ekologis.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar itu banyak manfaatnya, baik dari segi motivasi belajar, kegiatan belajar, kekayaan informasi, hubungan social siswa dan sebagainya.dan proses pengajaran yang mengoptimalakan lingkungan sebagai sumber belajar dikenal dengan pendekatan ekologis.
Dalam upaya pembaharuan
kurikulum melalui kurikulum muatan local pendekatan lingkungan mutlak
diperlukan, sehingga lingkungan di sekitarnya benar-benar menjadi tujuan dan
sumber belajar para siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran.
H.
IMPLIKASI LINGKUNGAN BELAJAR ANAK
Pada
proses belajar anak dalam pengembangan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),
pembentukan dan peningkatan tidak hanya diorientasikan pada satu aspek individu
saja, melainkan seluruh aspek individu. Dalam hal ini, biasanya yang
dikembangkan yaitu kurikulumnya. Kurikulum yang dikembangkan diharapkan untuk
memberi kemungkinan yang seluas – luasnya dalam pengembangan beberapa aspek
seperti pengembangan fisik, emosi, sosial dan kognitif. Dalam pengembangan
kurikulum, hal terpenting yang juga harus tetap diperhatikan yaitu kesesuaian
antara isi kurikulum usia dan tingkat kemampuan anak.
Dalam
mengimplementasikan dan mengembangkan kurikulum, dalam proses pembelajaran di
kelas guru harus dapat memanfaatkan hasil pengamatannya terhadap anak didik dan
mencatat kemampuan anak didik yang berbeda – beda. Hal ini sangat penting,
karena informasi yang demikian sangat dibutuhkan ketika seorang guru menyusun
rencana pembelajaran yang tentunya sesuai dengan kemampuan anak didiknya.
Dengan demikian, proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan.
Pengembangan
anak memerlukan kebutuhan yang tidak hanya dibatasi pada aspek akademik saja, melainkan aspek sosial dan
emosional. Hal ini mendorong guru untuk menjadikan belajar sebagai proses
interaktif. Maksudnya, anak didik tidak hanya dibatasi kontak dengan teman,
orang dewasa, tetapi dengan lingkungan sosial dan fisik secara luas. Kondisi
dan situasi seperti itu akan mendorong siswa lebih melibatkan semua aspek yang
ada dalam dirinya secara keseluruhan dalam interaksi sosial dan memecahkan
suatu permasalahan.
Dalam
kegiatan pembelajaran di kelas, bidang–bidang studi yang dikembangkan juga
harus sesuai dengan tingkat perkembangan seluruh aspek individu serta kehidupan
anak, khususnya latar belakang sosial dan ekonominya. Perlu kita sadari di
Indonesiaa, macam–macam perbedaan yang terdapat pada diri anak merupakan
kenyataan yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu oleh karena itu guru
harus mampu menyatukan perbedaan – perbedaan tersebut agar pembelajaran
berjalan secara relevan, menyenangkan dan mencapai keberhasilan.
Pada
siswa SD, guru hendaknya terus – menerus melakukan pemantauan secara langsung
baik di dalam maupun di luar kelas. Hasil pengamatan tersebut sangat bermanfaat
bagi pengembangan program belajar yang pada akhirnya dapat memaksimalkan proses
pembelajaran. Selain itu kehadiran guru di dalam kelas hendaknya tidak
menekankan perannya sebagai satu – satunya pihak yang berkuasa di kelas,
apalagi kalau guru bersifat otoriteruntuk itulah guru diharapkan dapat memposisikan
dirinya sebagai fasilitator dan motivator dalam kegiatan belajar.
Kesempatan
yang luas juga hendaknya diberikan kepada anak didik untuk memilih kegiatan dan
materi serta fasilitas yang tersedia agar dapat menciptakan proses pembelajaran
yang efektif. Kegiatan yang diciptakan juga hendaknya melibatkan seluruh aspek
mental, fisik, sosial, dan moral siswa. Dengan demikian, hendaknya siap
menyediakan materi yang kaya akan variasi kegiatannya.
Ada
beberapa model pembelajaran yang dapat dipilih dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran. Sebenarnya tidak ada satu – satumya model pembelajaran yang
sangat efektif dapat dipilih untuk semua jenis pembelajaran. Karena pada
praktek yang dilakukan, model itu bersifat kontekstual. Namun dengan tidak
melupakan tujuan pendidikan nasional yang dapat membentuk manusia seutuhnya,
maka hendaknya memilih model pembelajaran yang benar – benar mengarah pada
pengakuan keberadaan individu sebagai manusia utuh dan arah peningkatannya
tidak dibatasi pada satu aspek individu saja, tetapi keseluruhan semua aspek
individu.
Apabila
kita menginginkan anak memperoleh hail belajar yang banyak dan bermakna dari
sumber beajr lingkungan, maka kita perlu membuatan persiapan ayang matang.
Tanpa persiapan belajar anak tidak akan terkendali dngan baik senhingga akan
berpengaruh terhadap terjadinya tujuan pendidikan yang diharapkan.
Perlu
kita ketahui bahwa ada tiga langkah prosedur yang bisa ditempuh dalam
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk anak usia dini ini yaitu:
langkah perencanaan, langkah pelaksanaan, dan langkah tindak lanjut (follow up)
I.
FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MEMILIH
LINGKUNGAN BELAJAR DALAM TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Pada tingkat yang
menyeluruh dan umum, pemilihan lingkungan belajar dalam teknologi pembelajaran
dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:
1.
Objektivitas
Unsur subjektivitas guru
di dalam memilih media pengajaran harus dihindari. Artinya, guru tidak boleh
memilih suatu media pengajaran atas kesenangan pribadi. Untuk menghindari hal
ini, alangkah baiknya guru meminta pandangan atau saran dari
teman sejawat atau melibatkan siswa di dalam memilih media pengajaran.
2.
Program pengajaran
Program pengajaran yang
akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku,
baik isinya, strukturnya maupun kedalamannya. Terkecuali jika program itu hanya
di maksudkan untuk mengisi waktu senggang saja, daripada anak didik bermain
tidak karuan.
3. Sasaran
program
Sasaran program yang
dimaksud adalah anak didik yang menerima informasi pengajaran melalui media
pembelajaran. Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi tertentu anak didik
mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berpikirnya, daya imajinasinya,
kebutuhannya, maupun daya tahan dalam belajarnya. Untuk itu maka media yang
akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat perkembangananak
didik.
4. Situasi
dan kondisi
Situasi dan kondisi
yangdimaksud meliputi situasi dan kondisi sekolah serta situasi dan kondisi
peserta didik yang akan mengikuti pelajaran.
5. Kualitas
teknik
Dari segi teknik media
pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi
syarat.
6. Efektifitas
dan efisiensi penggunaan
Keefektifan berkenaan
dengan hasil yang ingin dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses
pencapaian hasil tersebut. Keefektifan dalam penggunaan media meliputi apakah
dengan menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap optimal
oleh anak didik. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media
tersebut waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan
tersebut sedikit mungkin.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan yang ada pada bab sebelumnya maka dapat ditarik suatu kesimpulan
sebagai berikut:
1. Lingkungan belajar adalah segala
sesuatu yang berada di sekitar peserta didik yang dapat membuat peserta didik
merasa senang, aman, nyaman dan termotivasi untuk belajar yang meliputi
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat.
2. Menurut Ki Hajar
Dewantara, lingkungan pendidikan mencakup: 1) lingkungan keluarga, 2)
lingkungan sekolah, dan 3) lingkungan masyarakat
3. Lingkungan memiliki peran penting
dalam pembelajaran. Lingkungan juga mempengaruhi hubungan sosial peserta didik,
prestasi belajar, dan psikologi. Oleh karena itu, lingkungan yang baik akan
mendukung peningkatan prestasi belajar siswa.
4.
Dalam
memanfaatkan lingkungan belajar itu harus mengetahui teknik-tekniknya terlebih
dahulu. Agar para guru yang menggunkannya dapat efektif dan efisien. Dan ada
beberapa cara dalam mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar,
yaitu survey, kamping atau berkemah, field trip atau karyawisata, praktik
lapangan, mengundang nara sumber dan proyek pelayanan dan pengabdian pada
masyarakat.
5. Memanfaatkan
lingkungan sebagai media dan sumber belajar dalam proses pengajaran memerlukan
persiapan dan perencanaan yang matamg dari para guru. Tanpa perencanaan yang
matang kegiatan belajar siswa tidak bisa terkendali, sehingga tujuan pengajaran
tidak tercapai dan siswa tidak melakukan kegiatan belajar sesuai dengan yang
diharapkan. Maka dari itu ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam
menggunakan lingkungan sumber belajar, yang terbagi menjadi langkah persiapan,
langkah pelaksanaan dan tindak lanjut.
6. Pada
tingkat yang menyeluruh dan umum, pemilihan lingkungan belajar dalam teknologi
pembelajaran dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu
objektivitas, program pengajaran, sasaran program, situasi dan kondisi dan
kualitas teknik.
B.
SARAN
1.
Lingkungan menjadi
salah satu faktor penentu berhasil tidaknya suatu pembelajaran, oleh karena itu
orang tua diharapkan dapat memberikan perhatian secara kontinu pada anak dalam
belajar.Perhatian tersebut dapat dilakukan orang tua dengan memberikan
fasilitas belajar yang memadai bagi anak di rumah. Orang tua juga perlu
memotivasi anak, agar bersemangat belajar dengan dipenuhinya segala fasilitas
belajar.
2.
Guru perlu menghimbau
orang tua siswa supaya ikut mengawasi belajar anaknya. Halini dimaksudkan untuk
menjaga agar anak tidak melupakan kewajiban belajarnya. Sekolah juga perlu
meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas belajar yang menunjang kegiatan
belajar mengajar disertai dengan pengelolaan yang baik. Selain meningkatkan
fasilitas yang ada, sekolah juga perlu menciptakan lingkungan yang nyaman dan
efektif untuk kegiatan belajar mengajar. Sebab, peningkatan kualitas dan
kuantitas fasilitas belajar
3.
Masyarakat
diharapkan bisa bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang baik atau
kondusif agar pembelajaran yang telah didapat siswa dikelas dapat
iimplementasikan dalam kehisupan bermasyarakat. Masyarakat juga diharapkan
mampu menjadi fiur yang baik bagi pertumbuhan karakter siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. M. Dalyono. 2005. Psikologi pendidikan. Jakarta; jl
jend. Sudirman. Kav 36-A. penerbit Rineka Cipta
Johar, Dr RAhmah dkk, Strategi Belajar Mengajar,2006. Banda Aceh
http://psikopend/Jenis-jenis lingkungan pendidikan « Zoothera (Thrush).htm
http://psikopend/Menghadapi Masalah-masalah Pengelolaan Kelas « giearyasiva.htm
http://PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK ANAK USIA DINI « Ilmuwan Muda.htm
http://Pengaruh Lingkungan terhadap Individu _ AKHMAD SUDRAJAT TENTANG PENDIDIKAN.htm
http://Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas.htm
Johar, Dr RAhmah dkk, Strategi Belajar Mengajar,2006. Banda Aceh
http://psikopend/Jenis-jenis lingkungan pendidikan « Zoothera (Thrush).htm
http://psikopend/Menghadapi Masalah-masalah Pengelolaan Kelas « giearyasiva.htm
http://PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK ANAK USIA DINI « Ilmuwan Muda.htm
http://Pengaruh Lingkungan terhadap Individu _ AKHMAD SUDRAJAT TENTANG PENDIDIKAN.htm
http://Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas.htm
SEMOGA BERMANFAAT MANTEMAN....:):)
BalasHapus